Punakawan Gareng dikenal sebagai putra sulung Semar. Gareng digambarkan dengan tangan patah dan kaki yang pincang. Gareng diartikan untuk berhati-hati dalam berperilaku dan enggak suka mengambil milik orang lain. Sosok Gareng juga dianggap sebagai perwujudan manusia yang memiliki banyak teman, lo. 3. Punakawan Petruk Dalam wayang golek terdapat peran Semar, Cepot, Dawala, serta Gareng. Punakawan merupakan karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Kehadiran karakter lokal itu melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritik sosial, badut, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Penyeimbang dalam Cerita. Gareng juga berperan sebagai penyeimbang dalam cerita wayang. Dalam pertunjukan, Gareng seringkali melakukan tindakan-tindakan lucu dan ceroboh yang berhasil menghibur penonton. Kelucuan dan kecerobohan Gareng ini memberikan keseimbangan dalam suasana cerita yang mungkin penuh dengan kejadian serius dan dramatis. Karakter punakawan dipercaya bisa jadi teman atau sahabat yang bisa memberikan nasihat dan arahan karena kecerdikan dan pengamatannya yang cermat. Punakawan terdiri dari 4 tokoh atau karakter bernama Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Keempatnya adalah wujud atau lambang dari sifat atau watak manusia, di antaranya: Dalam cerita wayang purwa, Gareng dikisahkan pernah menjadi ratu / raja. Di negara Paranggumiwanglah dia berkuasa yang kala itu diperintah oleh Dewi Sembadra. Dikisahkan kala itu Arjuna sedang menjaring ikan wader bersisik di sungai Yamuna untuk menuruti keinginan Dewi Sembadra. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia. .

cerita wayang gareng dalam bahasa jawa