لَقَدْجَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ Surat at taubah ayat 128 129 latin. Surat Laqod Jaakum Rosulum Ruang Ilmu Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu MANTRAPANDEGLANG - Surat At Taubah ayat 36 menceritakan tentang nama bulan dalam Islam, salah satunya bulan yang diharamkan.. Dalam Al Quran surat At Taubah ayat 36 tersebut dijelaskan jika dalam Islam ada empat bulan yang disebut dengan bulan haram dalam Islam.. Urutan nama bulan-bulan haram dalam surat At Taubah ayat 36 tersebut IbnusSunni no. 71 secara marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam), Abu Daud secara mauquf (sampai pada sahabat) (4/321, no. 5081). Syaikh Syu’aib dan Abdul Qodir Al Arnauth menyatakan sanad hadits ini shahih dalam Zaadul Ma’ad (2/376)) Itulah amalan wirid dua ayat terakhir dari surat at-taubah yang bisa anda lakukan, semoga BacaanLatin Al-Maidah Ayat 2. ayat ini ditakhshis dengan firman Allah Ta'ala di surat At Taubah ayat 28, yang di sana disebutkan bahwa orang-orang musyrik tidak boleh masuk ke tanah haram. Larangan mengganggu ini jika ia menuju baitullah dengan maksud mencari karunia (rezeki) Allah dan keridhaan-Nya, namun jika maksudnya melakukan Teksdan Bacaam 2 Ayat Terakhir Surat Al Baqarah Latin dan Artinya 285-286 Dibaca Sebelum Tidur Para ulama mengatakan, barang siapa yang mem. Bulan Muharram, Tafsir dan Terjemahannya pada Surat At-Taubah Ayat 36 22 Juli 2022, 11:09 WIB. Terpopuler. 1. Jakarta- . Surat At Taubah berarti pengampunan. Surat ini diturunkan di Madinah sesudah surat Al Maidah dan terdiri dari 129 ayat. Mengutip buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2 karya Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, surat ini juga memiliki banyak nama yakni, surat Bara-ah, surat Mukhziyah, surat Munaffirah, dan surat Al Adzab. . بَرَاۤءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَۗ Barā'atum minallāhi wa rasūlihī ilal-lażīna āhattum minal-musyrikīna. Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya Nabi Muhammad kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka untuk tidak saling berperang. فَسِيْحُوْا فِى الْاَرْضِ اَرْبَعَةَ اَشْهُرٍ وَّاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۙوَاَنَّ اللّٰهَ مُخْزِى الْكٰفِرِيْنَ Fasīḥū fil-arḍi arbaata asyhuriw walamū annakum gairu mujizillāhi, wa anallāha mukhzil-kāfirīna. Berjalanlah kamu kaum musyrik di bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ Wa ażānum minallāhi wa rasūlihī ilan-nāsi yaumal-ḥajjil akbari annallāha barī'um minal-musyrikīna, wa rasūluhū, fa in tubtum fa huwa khairul lakum, wa in tawallaitum falamū annakum gairu mujizillāhi, wa basysyiril-lażīna kafarū biażābin alīmin. Suatu maklumat dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Jika kamu kaum musyrik bertobat, itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Berilah kabar gembira’ Nabi Muhammad kepada orang-orang yang kufur bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih. اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوْكُمْ شَيْـًٔا وَّلَمْ يُظَاهِرُوْا عَلَيْكُمْ اَحَدًا فَاَتِمُّوْٓا اِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ اِلٰى مُدَّتِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ Illal-lażīna āhattum minal-musyrikīna ṡumma lam yanquṣūkum syai'aw wa lam yuẓāhirū alaikum aḥadan fa atimmū ilaihim ahdahum ilā muddatihim, innallāha yuḥibbul-muttaqīna. Ketetapan itu berlaku, kecuali atas orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi isi perjanjian dan tidak pula mereka membantu seseorang pun yang memusuhi kamu. Maka, terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. فَاِذَا انْسَلَخَ الْاَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَيْثُ وَجَدْتُّمُوْهُمْ وَخُذُوْهُمْ وَاحْصُرُوْهُمْ وَاقْعُدُوْا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍۚ فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Fa iżansalakhal-asyhurul-ḥurumu faqtulul-musyrikīna ḥaiṡu wajattumūhum wa khużūhum waḥṣurūhum waqudū lahum kulla marṣadin, fa in tābū wa aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta fa khallū sabīlahum, innallāha gafūrur raḥīmun. Apabila bulan-bulan haram telah berlalu, bunuhlah dalam peperangan orang-orang musyrik yang selama ini menganiaya kamu di mana saja kamu temui! Tangkaplah dan kepunglah mereka serta awasilah di setiap tempat pengintaian! Jika mereka bertobat dan melaksanakan salat serta menunaikan zakat, berilah mereka kebebasan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ فَاَجِرْهُ حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ ࣖ Wa in aḥadum minal-musyrikīnastajāraka fa ajirhu ḥattā yasmaa kalāmallāhi ṡumma ablighu ma'manahū, żālika bi'annahum qaumul lā yalamūna. Jika seseorang di antara orang-orang musyrik ada yang meminta pelindungan kepada engkau Nabi Muhammad, lindungilah dia supaya dapat mendengar firman Allah kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui. كَيْفَ يَكُوْنُ لِلْمُشْرِكِيْنَ عَهْدٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعِنْدَ رَسُوْلِهٖٓ اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۚ فَمَا اسْتَقَامُوْا لَكُمْ فَاسْتَقِيْمُوْا لَهُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ Kaifa yakūnu lil-musyrikīna ahdun indallāhi wa inda rasūlihī illal-lażīna āhattum indal-masjidil-ḥarāmi, famastaqāmū lakum fastaqīmū lahum, innallāha yuḥibbul-muttaqīna. Bagaimana mungkin ada perjanjian damai untuk orang-orang musyrik di sisi Allah dan Rasul-Nya, kecuali untuk orang-orang yang kamu telah membuat perjanjian Hudaibiah dengan mereka di dekat Masjidilharam? Selama mereka berlaku lurus terhadapmu, berlaku luruslah pula kamu terhadap mereka. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. كَيْفَ وَاِنْ يَّظْهَرُوْا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوْا فِيْكُمْ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ۗيُرْضُوْنَكُمْ بِاَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبٰى قُلُوْبُهُمْۚ وَاَكْثَرُهُمْ فٰسِقُوْنَۚ Kaifa wa iy yaẓharū alaikum lā yarqubū fīkum illaw wa lā żimmahtan, yurḍūnakum bi'afwāhihim wa ta'bā qulūbuhum, wa akṡaruhum fāsiqūna. Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkan kamu dengan mulut mereka, sedangkan hati mereka enggan. Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. اِشْتَرَوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًا فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِهٖۗ اِنَّهُمْ سَاۤءَ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Isytarau bi'āyātillāhi ṡaman qalīlan fa ṣaddū an sabīlihī, innahum sā'a mā kānū yamalūna. Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang murah lalu mereka menghalangi manusia dari jalan-Nya. Sesungguhnya sangat buruk apa yang selalu mereka kerjakan. لَا يَرْقُبُوْنَ فِيْ مُؤْمِنٍ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُعْتَدُوْنَ Lā yarqubūna fī mu'minin illaw wa lā żimmahtan,ulā'ika humul-mutadūna Mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَاِخْوَانُكُمْ فِى الدِّيْنِ ۗوَنُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Fa in tābū wa aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta fa ikhwānukum fid-dīni, wa nufaṣṣīlul-āyāti liqaumiy yalamūna. Jika mereka bertobat, menegakkan salat, dan menunaikan zakat, mereka adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. وَاِنْ نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ فَقَاتِلُوْٓا اَىِٕمَّةَ الْكُفْرِۙ اِنَّهُمْ لَآ اَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُوْنَ Wa in nakaṡū aimānahum mim badi ahdihim wa ṭaanū fī dīnikum fa qātilū a'immatal-kufri, innahum lā aimāna lahum laallahum yantahūna. Jika mereka melanggar sumpah sesudah perjanjian mereka dan menistakan agamamu, perangilah para pemimpin kekufuran itu karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang sumpahnya supaya mereka berhenti dari kekufuran dan penganiayaan. اَلَا تُقَاتِلُوْنَ قَوْمًا نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوْا بِاِخْرَاجِ الرَّسُوْلِ وَهُمْ بَدَءُوْكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ اَتَخْشَوْنَهُمْ ۚفَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشَوْهُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ Alā tuqātilūna qauman nakaṡū aimānahum wa hammū bi'ikhrājir-rasūli wa hum bada'ūkum awwala marrahtin, atakhsyaunahum, fallāhu aḥaqqu an takhsyauhu in kuntum mu'minīna. Mengapa kamu tidak bersegera memerangi kaum yang melanggar sumpah-sumpah perjanjian-perjanjian mereka, padahal mereka dahulu berkemauan keras mengusir Rasul dan mereka yang mulai memerangi kamu pertama kali? Apakah kamu takut kepada mereka? Allahlah yang lebih berhak kamu takuti jika kamu benar-benar orang-orang mukmin. قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَۙ Qātilūhum yuażżibhumullāhu bi'aidīkum wa yukhzihim wa yanṣurkum alaihim wa yasyfi ṣudūra qaumim mu'minīna. Perangilah mereka! Niscaya Allah akan mengazab mereka dengan perantaraan tangan-tanganmu, menghinakan mereka, dan memenangkan kamu atas mereka, serta melegakan hati kaum mukmin وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوْبِهِمْۗ وَيَتُوْبُ اللّٰهُ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Wa yużhib gaiẓa qulūbihim, wa yatūbullāhu alā may yasyā'u, wallāhu alīmun ḥakīmun. dan menghilangkan kemarahan dari hati mereka orang-orang mukmin. Allah menerima tobat siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تُتْرَكُوْا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلَا رَسُوْلِهٖ وَلَا الْمُؤْمِنِيْنَ وَلِيْجَةً ۗوَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Am ḥasibtum an tutrakū wa lammā yalamillāhul-lażīna jāhadū minkum wa lam yattakhiżū min dūnillāhi wa lā rasūlihī wa lal-mu'minīna walījahtan, wallāhu khabīrum bimā tamalūna. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan tanpa diuji, padahal Allah belum mengetahui dalam kenyataan orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak menjadikan selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin sebagai teman setia. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يَّعْمُرُوْا مَسٰجِدَ اللّٰهِ شٰهِدِيْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْۚ وَ فِى النَّارِ هُمْ خٰلِدُوْنَ Mā kāna lil-musyrikīna ay yamurū masājidallāhi syāhidīna alā anfusihim bil-kufri, ulā'ika ḥabiṭat amāluhum, wa fin-nāri hum khālidūna. Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka bersaksi bahwa diri mereka kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amal mereka dan di dalam nerakalah mereka kekal. اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ Innamā yamuru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāha, fa asā ulā'ika ay yakūnū minal-muhtadīna. Sesungguhnya yang pantas memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut kepada siapa pun selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. ۞ اَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاۤجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ لَا يَسْتَوٗنَ عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۘ Ajaaltum siqāyatal-ḥājji wa imāratal-masjidil-ḥarāmi kaman āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa jāhada fī sabīlillāhi, lā yastawūna indallāhi, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīna. Apakah kamu jadikan orang yang melaksanakan tugas pemberian minuman kepada orang yang menunaikan haji dan mengurus Masjidilharam sama dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di hadapan Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ Allażīna āmanū wa hājarū wa jāhadū fī sabīlillāhi bi'amwālihim wa anfusihim, aẓamu darajatan indallāhi, wa ulā'ika humul-fā'izūna. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَّجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُّقِيْمٌۙ Yubasysyiruhum rabbuhum biraḥmatim minhu wa riḍwāniw wa jannātil lahum fīhā naīmum muqīmun. Tuhan mereka memberi kabar gembira kepada mereka dengan rahmat dari-Nya, dan keridaan serta surga-surga. Bagi mereka kesenangan yang kekal di dalamnya. خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ Khālidīna fīhā abadān, innallāha indahū ajrun aẓīmun. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang sangat besar. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْٓا اٰبَاۤءَكُمْ وَاِخْوَانَكُمْ اَوْلِيَاۤءَ اِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْاِيْمَانِۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tattakhiżū ābā'akum wa ikhwānakum auliyā'a inistaḥabbul-kufra alal-īmāni, wa may yatawallahum minkum fa ulā'ika humuẓ-ẓālimūna. Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung jika mereka lebih mencintai kekufuran atas keimanan. Siapa pun di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ Qul in kāna ābā'ukum wa abnā'ukum wa ikhwānukum wa azwājukum wa asyīratukum wa amwāluniqtaraftumūhā wa tijāratun takhsyauna kasādahā wa masākinu tarḍaunahā aḥabba ilaikum minallāhi wa rasūlihī wa jihādin fī sabīlihī fa tarabbaṣū ḥattā ya'tiyallāhu bi'amrihī, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ وَّيَوْمَ حُنَيْنٍۙ اِذْ اَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْـًٔا وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ Laqad naṣarakumullāhu fī mawāṭina kaṡīrahtin, wa yauma ḥunainin, iż ajabatkum kaṡratukum falam tugni ankum syai'aw wa ḍāqat alaikumul-arḍu bimā raḥubat ṡumma wallaitum mudbirīna. Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu orang-orang mukmin di medan peperangan yang banyak dan pada hari perang Hunain ketika banyaknya jumlahmu menakjubkanmu sehingga membuatmu lengah. Maka, jumlah kamu yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu kemudian kamu lari berbalik ke belakang bercerai-berai. ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ Ṡumma anzalallāhu sakīnatahū alā rasūlihī wa alal-mu'minīna wa anzala junūdal lam tarauhā wa ażżabal-lażīna kafarū, wa żālika jazā'ul-kāfirīna. Kemudian, Allah menurunkan ketenangan dari-Nya kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin, serta menurunkan bala tentara yang kamu tidak melihatnya, juga menyiksa orang-orang yang kafir. Itulah balasan terhadap orang-orang kafir. ثُمَّ يَتُوْبُ اللّٰهُ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Ṡumma yatūbullāhu mim badi żālika alā may yasyā'u, wallāhu gafūrur raḥīmun. Setelah itu, Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا ۚوَاِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖٓ اِنْ شَاۤءَۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū innamal-musyrikūna najasun falā yaqrabul-masjidal-ḥarāma bada āmihim hāżā, wa in khiftum ailatan fa saufa yugnīkumullāhu min faḍlihī in syā'a, innallāha alīmun ḥakīmun. Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis kotor jiwanya. Oleh karena itu, janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini. Jika kamu khawatir menjadi miskin karena orang kafir tidak datang, Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ ࣖ Qātilul-lażīna lā yu'minūna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā yuḥarrimūna mā ḥarramallāhu wa rasūluhū wa lā yadīnūna dīnal-ḥaqqi minal-lażīna ūtul-kitāba ḥattā yuṭul-jizyata ay yadiw wa hum ṣāgirūna. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak mengharamkan menjauhi apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan tidak mengikuti agama yang hak Islam, yaitu orang-orang yang telah diberikan Kitab Yahudi dan Nasrani hingga mereka membayar jizyah dengan patuh dan mereka tunduk. وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ عُزَيْرُ ِۨابْنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ النَّصٰرَى الْمَسِيْحُ ابْنُ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْۚ يُضَاهِـُٔوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ ۗقَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۚ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ Wa qālatil-yahūdu uzairunibnullāhi wa qālatin-naṣāral-masīḥubnullāhi, żālika qauluhum bi'afwāhihim, yuḍāhi'ūna qaulal-lażīna kafarū min qablu, qātalahumullāhu, annā yu'fakūna. Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang yang kufur sebelumnya. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Ittakhażū aḥbārahum wa ruhbānahum arbābam min dūnillāhi wal-masīḥabna maryama, wa mā umirū illā liyabudū ilāhaw wāḥidān, lā ilāha illā huwa, subḥānahū ammā yusyrikūna. Mereka menjadikan para rabi Yahudi dan para rahib Nasrani sebagai tuhan-tuhan selain Allah serta Nasrani mempertuhankan Al-Masih putra Maryam. Padahal, mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ Yurīdūna ay yuṭfi'ū nūrallāhi bi'afwāhihim wa ya'ballāhu illā ay yutimma nūrahū wa lau karihal-kāfirūna. Mereka hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut-mulut ucapan mereka, tetapi Allah menolaknya, justru hendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ Huwal-lażī arsala rasūlahū bil-hudā wa dīnil-ḥaqqi liyuẓhirahū alad-dīni kullihī, wa lau karihal-musyrikūna. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. ۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ Yā ayyuhal-lażīna āmanū inna kaṡīram minal-aḥbāri war-ruhbāni laya'kulūna amwālan-nāsi bil-bāṭili wa yaṣuddūna an sabīlillāhi, wal-lażīna yaknizūnaż-żahaba wal-fiḍḍata wa lā yunfiqūnahā fī sabīlillāhi, fa basysyirhum biażābin alīmin. Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan manusia dari jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar gembira’ kepada mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ Yauma yuḥmā alaihā fī nāri jahannama fa tukwā bihā jibāhuhum wa junūbuhum wa ẓuhūruhum, hāżā mā kanaztum li'anfusikum fa żūqū mā kuntum taknizūna. pada hari ketika emas dan perak itu dipanaskan dalam neraka Jahanam lalu disetrikakan pada dahi, lambung, dan punggung mereka seraya dikatakan, “Inilah apa harta yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri tidak diinfakkan. Maka, rasakanlah akibat dari apa yang selama ini kamu simpan.” اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ Inna iddatasy-syuhūri indallāhiṡnā asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa minhā arbaatun ḥurumun, żālikad-dīnul-qayyimu, falā taẓlimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffahtan, walamū annallāha maal-muttaqīna. Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana ketetapan Allah di Lauh Mahfuz pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya empat bulan itu, dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa. اِنَّمَا النَّسِيْۤءُ زِيَادَةٌ فِى الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُحِلُّوْنَهٗ عَامًا وَّيُحَرِّمُوْنَهٗ عَامًا لِّيُوَاطِـُٔوْا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ فَيُحِلُّوْا مَا حَرَّمَ اللّٰهُ ۗزُيِّنَ لَهُمْ سُوْۤءُ اَعْمَالِهِمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ Innaman-nasī'u ziyādatun fil-kufri yuḍallu bihil-lażīna kafarū yuḥillūnahū āmaw wa yuḥarrimūnahū āmal liyuwāṭi'ū iddata mā ḥarramallāhu fa yuḥillū mā ḥarramallāhu, zuyyina lahum sū'u amālihim, wallāhu lā yahdil-qaumal-kāfirīna. Sesungguhnya pengunduran bulan haram itu hanya menambah kekufuran. Orang-orang yang kufur disesatkan dengan pengunduran itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah, sehingga mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Oleh setan telah dijadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan buruk mereka itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَكُمْ اِذَا قِيْلَ لَكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّاقَلْتُمْ اِلَى الْاَرْضِۗ اَرَضِيْتُمْ بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū mā lakum iżā qīla lakumunfirū fī sabīlillāhiṡ-ṡāqaltum ilal-arḍi, araḍītum bil-ḥayātid-dun-yā minal-ākhirahti, famā matāul-ḥayātid-dun-yā fil-ākhirati illā qalīlun. Wahai orang-orang yang beriman, mengapa ketika dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah untuk berperang di jalan Allah,” kamu merasa berat dan cenderung pada kehidupan dunia? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan dunia daripada akhirat? Padahal, kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanyalah sedikit. اِلَّا تَنْفِرُوْا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ وَّيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوْهُ شَيْـًٔاۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Illā tanfirū yuażżibkum ażāban alīmān, wa yastabdil qauman gairakum wa lā taḍurrūhu syai'ān, wallāhu alā kulli syai'in qadīrun. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih serta menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ Illā tanṣurūhu faqad naṣarahullāhu iż akhrajahul-lażīna kafarū ṡāniyaṡnaini iż humā fil-gāri iż yaqūlu liṣāḥibihī lā taḥzan innallāha maanā, fa anzalallāhu sakīnatahū alaihi wa ayyadahū bijunūdil lam tarauhā wa jaala kalimatal-lażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-ulyā, wallāhu azīzun ḥakīmun. Jika kamu tidak menolongnya Nabi Muhammad, sungguh Allah telah menolongnya, yaitu ketika orang-orang kafir mengusirnya dari Makkah, sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka, Allah menurunkan ketenangan kepadanya Nabi Muhammad, memperkuatnya dengan bala tentara malaikat yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu seruan yang paling rendah. Sebaliknya, firman Allah itulah yang paling tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ Infirū khifāfaw wa ṡiqālaw wa jāhidū bi'amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāhi, żālikum khairul lakum in kuntum talamūna. Berangkatlah kamu untuk berperang, baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيْبًا وَّسَفَرًا قَاصِدًا لَّاتَّبَعُوْكَ وَلٰكِنْۢ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُۗ وَسَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْۚ يُهْلِكُوْنَ اَنْفُسَهُمْۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ ࣖ Lau kāna araḍan qarībaw wa safaran qāṣidal lattabaūka wa lākim baudat alaihimusy-syuqqahtu, wa sayaḥlifūna billāhi lawistaṭanā lakharajnā maakum, yuhlikūna anfusahum, wallāhu yalamu innahum lakāżibūna. Sekiranya yang kamu serukan kepada mereka adalah keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu. Akan tetapi, mereka enggan karena tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan nama Allah, “Seandainya kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri sendiri dan Allah mengetahui sesungguhnya mereka benar-benar para pembohong. عَفَا اللّٰهُ عَنْكَۚ لِمَ اَذِنْتَ لَهُمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَتَعْلَمَ الْكٰذِبِيْنَ Afallāhu anka, lima ażinta lahum ḥattā yatabayyana lakal-lażīna ṣadaqū wa talamal-kāżibīna. Allah memaafkanmu Nabi Muhammad. Mengapa engkau memberi izin kepada mereka untuk tidak pergi berperang sehingga jelas bagimu orang-orang yang benar-benar berhalangan dan sehingga engkau mengetahui orang-orang yang berdusta? لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِالْمُتَّقِيْنَ Lā yasta'żinukal-lażīna yu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhiri ay yujāhidū bi'amwālihim wa anfusihim, wallāhu alīmum bil-muttaqīna. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. اِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوْبُهُمْ فَهُمْ فِيْ رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُوْنَ Innamā yasta'żinukal-lażīna lā yu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhiri wartābat qulūbuhum fahum fī raibihim yataraddadūna. Sesungguhnya yang meminta izin kepadamu Nabi Muhammad untuk tidak berjihad hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hati mereka ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguan. ۞ وَلَوْ اَرَادُوا الْخُرُوْجَ لَاَعَدُّوْا لَهٗ عُدَّةً وَّلٰكِنْ كَرِهَ اللّٰهُ انْۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيْلَ اقْعُدُوْا مَعَ الْقٰعِدِيْنَ Wa lau arādul-khurūja la'aaddū lahū uddataw wa lākin karihallāhumbiāṡahum fa ṡabbaṭahum wa qīlaqudū maal-qāidīna. Seandainya mereka mau berangkat sejak semula, niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu. Akan tetapi, mereka memang enggan dan oleh sebab itu Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka, “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” لَوْ خَرَجُوْا فِيْكُمْ مَّا زَادُوْكُمْ اِلَّا خَبَالًا وَّلَاَوْضَعُوْا خِلٰلَكُمْ يَبْغُوْنَكُمُ الْفِتْنَةَۚ وَفِيْكُمْ سَمّٰعُوْنَ لَهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِالظّٰلِمِيْنَ Wa lau kharajū fīkum mā zādūkum illā khabālaw wa la'auḍaū khilālakum yabgūnakumul-fitnahta, wa fīkum sammāūna lahum, wallāhu alīmum biẓ-ẓālimīna. Seandainya mereka keluar bersamamu, niscaya mereka tidak akan menambah kekuatan-mu, malah hanya akan membuat kekacauan dan mereka tentu bergegas maju ke depan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan di barisanmu, sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan perkataan mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوْا لَكَ الْاُمُوْرَ حَتّٰى جَاۤءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ اَمْرُ اللّٰهِ وَهُمْ كٰرِهُوْنَ Laqadibtagawul-fitnata min qablu wa qallabū lakal-umūra ḥattā jā'al-ḥaqqu wa ẓahara amrullāhi wa hum kārihūna. Sungguh, sebelum itu mereka benar-benar sudah berusaha membuat kekacauan dan mereka membolak-balik berbagai urusan dengan berbagai tipu daya untuk mencelakakan-mu, hingga datanglah kebenaran berupa pertolongan Allah dan menanglah urusan agama Allah, padahal mereka adalah orang-orang yang tidak menyukainya. وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ ائْذَنْ لِّيْ وَلَا تَفْتِنِّيْۗ اَلَا فِى الْفِتْنَةِ سَقَطُوْاۗ وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيْطَةٌ ۢ بِالْكٰفِرِيْنَ Wa minhum may yaqūlu'żal lī wa lā taftinnī, alā fil-fitnati saqaṭū, wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīna. Di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin tidak pergi berperang dan janganlah engkau Nabi Muhammad menjerumuskan aku ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka dengan keengganannya pergi berjihad telah terjerumus ke dalam fitnah. Sesungguhnya neraka Jahanam benar-benar meliputi orang-orang kafir. اِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۚ وَاِنْ تُصِبْكَ مُصِيْبَةٌ يَّقُوْلُوْا قَدْ اَخَذْنَآ اَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَّهُمْ فَرِحُوْنَ In tuṣibka ḥasanatun tasu'hum, wa in tuṣibka muṣībatuy yaqūlū qad akhażnā min qablu wa yatawallau wa hum fariḥūna. Jika engkau Nabi Muhammad mendapat kebaikan maka itu menyakitkan mereka. Akan tetapi, jika engkau ditimpa bencana, mereka berkata, “Sungguh, sejak semula kami telah berhati-hati dengan tidak pergi berperang” dan mereka berpaling dengan perasaan gembira. قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa alallāhi falyatawakkalil-mu'minūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal. قُلْ هَلْ تَرَبَّصُوْنَ بِنَآ اِلَّآ اِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِۗ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ اَنْ يُّصِيْبَكُمُ اللّٰهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِنْدِهٖٓ اَوْ بِاَيْدِيْنَاۖ فَتَرَبَّصُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ مُّتَرَبِّصُوْنَ Qul hal tarabbaṣūna binā illā iḥdal-ḥusnayaini, wa naḥnu natarabbaṣu bikum ay yuṣībakumullāhu biażābim min indihī au bi'aidīnā, fa tarabbaṣū innā maakum mutarabbiṣūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu kedatangannya bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan menang atau mati syahid. Sebaliknya, kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan azab kepadamu dari sisi-Nya atau azab melalui tangan kami. Maka, tunggulah, sesungguhnya kami menunggu pula bersamamu.” قُلْ اَنْفِقُوْا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا لَّنْ يُّتَقَبَّلَ مِنْكُمْ ۗاِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فٰسِقِيْنَ Qul anfiqū ṭauan au karhal lay yutaqabbala minkum, innakum kuntum qauman fāsiqīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai orang-orang munafik, infakkanlah hartamu baik dengan sukarela maupun dengan terpaksa, tetapi ketahuilah bahwa infak itu sekali-kali tidak akan diterima oleh Allah dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah kaum yang fasik.” وَمَا مَنَعَهُمْ اَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقٰتُهُمْ اِلَّآ اَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَبِرَسُوْلِهٖ وَلَا يَأْتُوْنَ الصَّلٰوةَ اِلَّا وَهُمْ كُسَالٰى وَلَا يُنْفِقُوْنَ اِلَّا وَهُمْ كٰرِهُوْنَ Wa mā manaahum an tuqbala minhum nafaqātuhum illā annahum kafarū billāhi wa birasūlihī wa lā ya'tūnaṣ-ṣalāta illā wa hum kusālā wa lā yunfiqūna illā wa hum kārihūna. Tidak ada yang menghalangi infak mereka untuk diterima kecuali karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang kufur kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan salat, melainkan dengan malas dan tidak pula menginfakkan harta mereka, melainkan dengan rasa enggan terpaksa. فَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ Falā tujibka amwāluhum wa lā aulāduhum, innamā yurīdullāhu liyuażżibahum bihā fil-ḥayātid-dun-yā wa tazhaqa anfusuhum wa hum kāfirūna. Oleh karena itu, janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya Allah hendak menyiksa mereka dengan itu dalam kehidupan dunia dan kelak nyawa mereka keluar dengan susah payah, sedangkan mereka dalam keadaan kafir. وَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ اِنَّهُمْ لَمِنْكُمْۗ وَمَا هُمْ مِّنْكُمْ وَلٰكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَّفْرَقُوْنَ Wa yaḥlifūna billāhi innahum laminkum, wa mā hum minkum wa lākinnahum qaumuy yafraqūna. Mereka orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu, padahal mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka adalah kaum yang sangat takut kepadamu. لَوْ يَجِدُوْنَ مَلْجَاً اَوْ مَغٰرٰتٍ اَوْ مُدَّخَلًا لَّوَلَّوْا اِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُوْنَ Lau yajidūna malja'an au magārātin au muddakhalal lawallau ilaihi wa hum yajmaḥūna. Seandainya mereka memperoleh tempat berlindung, gua-gua, atau lubang-lubang dalam tanah, niscaya mereka pergi lari ke sana dengan secepat-cepatnya. وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّلْمِزُكَ فِى الصَّدَقٰتِۚ فَاِنْ اُعْطُوْا مِنْهَا رَضُوْا وَاِنْ لَّمْ يُعْطَوْا مِنْهَآ اِذَا هُمْ يَسْخَطُوْنَ Wa minhum may yalmizuka fiṣ-ṣadaqāti, fa in uṭū minhā raḍū wa illam yuṭau minhā iżā hum yaskhaṭūna. Di antara mereka ada yang mencela engkau Nabi Muhammad dalam hal pembagian sedekah-sedekah zakat atau rampasan perang. Jika mereka diberi sebagian darinya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi bagian, dengan serta merta mereka marah. وَلَوْ اَنَّهُمْ رَضُوْا مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۙ وَقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ سَيُؤْتِيْنَا اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ وَرَسُوْلُهٗٓ اِنَّآ اِلَى اللّٰهِ رٰغِبُوْنَ ࣖ Wa lau annahum raḍū mā ātāhumullāhu wa rasūluhū, wa qālū ḥasbunallāhu sayu'tīnallāhu min faḍlihī wa rasūluhū innā ilallāhi rāgibūna. Seandainya mereka benar-benar rida dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Allah dan Rasul-Nya, dan berkata, “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya, dan demikian pula Rasul-Nya. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang selalu hanya berharap kepada Allah.” ۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Innamaṣ-ṣadaqātu lil-fuqarā'i wal-masākīni wal-āmilīna alaihā wal-mu'allafati qulūbuhum wa fir-riqābi wal-gārimīna wa fī sabīlillāhi wabnis-sabīli, farīḍatam minallāhi, wallāhu alīmun ḥakīmun. Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya mualaf, untuk memerdekakan para hamba sahaya, untuk membebaskan orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan yang memerlukan pertolongan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. وَمِنْهُمُ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ النَّبِيَّ وَيَقُوْلُوْنَ هُوَ اُذُنٌ ۗقُلْ اُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۗ وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ رَسُوْلَ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Wa minhumul-lażīna yu'żūnan nabiyya wa yaqūlūna huwa użunun, qul użunu khairil lakum yu'minu billāhi wa yu'minu lil-mu'minīna wa raḥmatul lil-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna yu'żūna rasūlallāhi lahum ażābun alīmun. Di antara mereka kaum munafik ada orang-orang yang menyakiti Nabi Muhammad dan mengatakan, “Dia adalah telinga yang menampung dan memercayai semua apa yang didengarnya tanpa seleksi.” Katakanlah, “Nabi Muhammad adalah telinga yang baik bagi kamu, dia beriman kepada Allah, memercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu.” Orang-orang yang menyakiti Rasulullah bagi mereka azab yang sangat pedih. يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَكُمْ لِيُرْضُوْكُمْ وَاللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَحَقُّ اَنْ يُّرْضُوْهُ اِنْ كَانُوْا مُؤْمِنِيْنَ Yaḥlifūna billāhi lakum liyurḍūkum wallāhu wa rasūluhū aḥaqqu ay yurḍūhu in kānū mu'minīna. Mereka orang-orang munafik bersumpah kepadamu kaum muslim dengan nama Allah untuk membuat kamu rida, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka raih keridaan-Nya jika mereka adalah orang-orang beriman. اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّهٗ مَنْ يُّحَادِدِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَاَنَّ لَهٗ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيْهَاۗ ذٰلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيْمُ Alam yalamū annahū may yuḥādidillāha wa rasūlahū fa anna lahū nāru jahannama khālidan fīhā, żālikal khizyul-aẓīmu. Tidakkah mereka orang-orang munafik mengetahui bahwa siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya. Dia kekal di dalamnya. Itulah kehinaan yang besar. يَحْذَرُ الْمُنٰفِقُوْنَ اَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُوْرَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِيْ قُلُوْبِهِمْۗ قُلِ اسْتَهْزِءُوْاۚ اِنَّ اللّٰهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُوْنَ Yaḥżarul-munāfiqūna an tunazzala alaihim sūratun tunabbi'uhum bimā fī qulūbihim, qulistahzi'ū, innallāha mukhrijum mā taḥżarūna. Orang-orang munafik khawatir jika diturunkan suatu surah yang mengungkapkan apa yang ada dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka, “Olok-oloklah Allah, Rasul-Nya, dan orang beriman sesukamu. Sesungguhnya Allah pasti akan menampakkan apa yang kamu khawatirkan itu.” وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُۗ قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ Wa la'in sa'altahum layaqūlunna innamā kunnā nakhūḍū wa nalabu, qul abillāhi wa āyātihī wa rasūlihī kuntum tastahzi'ūna. Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, mereka pasti akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ ۗ اِنْ نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ ࣖ Lā tatażirū qad kafartum bada īmānikum, in nafu an ṭā'ifatim minkum nuażżib ṭā'ifatam bi'annahum kānū mujrimīna. Tidak perlu kamu membuat-buat alasan karena kamu telah kufur sesudah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu karena telah bertobat, niscaya Kami akan mengazab golongan yang lain, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat dosa. اَلْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ بَعْضُهُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ اَيْدِيَهُمْۗ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ Al-munāfiqūna wal-munāfiqātu baḍuhum mim baḍin, ya'murūna bil-munkari wa yanhauna anil-marūfi wa yaqbiḍūna aidiyahum, nasullāha fa nasiyahum, innal-munāfiqīna humul-fāsiqūna. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah sama saja. Mereka menyuruh berbuat mungkar dan mencegah berbuat makruf. Mereka pun menggenggam tangannya kikir. Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik adalah orang-orang yang fasik. وَعَدَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚوَلَعَنَهُمُ اللّٰهُ ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيْمٌۙ Waadallāhul-munāfiqīna wal-munāfiqāti wal-kuffāra nāra jahannama khālidīna fīhā, hiya ḥasbuhum, wa laanahumullāhu, wa lahum ażābum muqīmun. Allah telah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka. Allah melaknat mereka. Bagi mereka azab yang kekal. كَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوْٓا اَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً وَّاَكْثَرَ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۗ فَاسْتَمْتَعُوْا بِخَلَاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلَاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلَاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِيْ خَاضُوْاۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ Kal-lażīna min qablikum kānū asyadda minkum quwwataw wa akṡara amwālaw wa aulādān, fastamtaū bikhalāqihim fastamtatum bikhalāqikum kamastamtaal-lażīna min qablikum bikhalāqihim wa khuḍtum kal-lażī khāḍū, ulā'ika ḥabiṭat a‘māluhum fid-dun-yā wal-ākhirahti, ulā'ika humul-khāsirūna. Kamu, orang-orang munafik, seperti orang-orang sebelummu. Mereka lebih kuat daripada kamu dan lebih banyak harta dan anak-anaknya. Mereka telah menikmati bagiannya dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya. Kamu mempercakapkan hal-hal yang batil sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang rugi. اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ Alam ya'tihim naba'ul-lażīna min qablihim qaumi nūḥiw wa ādiw wa ṡamūda, wa qaumi ibrāhīma wa aṣḥābi madyana wal-mu'tafikāti, atathum rusuluhum bil-bayyināti, famā kānallāhu liyaẓlimahum wa lākin kānū anfusahum yaẓlimūna. Apakah tidak sampai kepada mereka berita tentang orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nuh, Ad, Samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan kaum Lut yang kota-kotanya dijungkirbalikkan? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Allah tidak akan pernah menzalimi mereka, tetapi merekalah yang selalu menzalimi diri sendiri. وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ Wal-mu'minūna wal-mu'minātu baḍuhum auliyā'u baḍin, ya'murūna bil-marūfi wa yanhauna anil-munkari wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa yu'tūnaz-zakāta wa yuṭīūnallāha wa rasūlahū, ulā'ika sayarḥamuhumullāhu, innallāha azīzun ḥakīmun. Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ Waadallāhul-mu'minīna wal-mu'mināti jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā wa masākina ṭayyibatan fī jannāti adnin, wa riḍwānum minallāhi akbaru, żālika huwal-fauzul-aẓīmu. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, surga-surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan tempat-tempat yang baik di surga Adn. Rida Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung. يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۗوَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ Yā ayyuhan-nabiyyu jāhidil-kuffāra wal-munāfiqīna wagluẓ alaihim, wa ma'wāhum jahannamu wa bi'sal-maṣīru. Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali. يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ مَا قَالُوْا ۗوَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ اِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوْا بِمَا لَمْ يَنَالُوْاۚ وَمَا نَقَمُوْٓا اِلَّآ اَنْ اَغْنٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ مِنْ فَضْلِهٖ ۚفَاِنْ يَّتُوْبُوْا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۚوَاِنْ يَّتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ عَذَابًا اَلِيْمًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَمَا لَهُمْ فِى الْاَرْضِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ Yaḥlifūna billāhi mā qālū, wa laqad qālū kalimatal-kufri wa kafarū bada islāmihim wa hammū bimā lam yanālū, wa mā naqamū illā an agnāhumullāhu wa rasūluhū min faḍlihī, fa iy yatūbū yaku khairal lahum, wa iy yatawallau yuażżibhumullāhu ażāban alīman fid-dun-yā wal-ākhirahti, wa mā lahum fil-arḍi miw waliyyiw wa lā naṣīrin. Mereka orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang menyakiti Nabi Muhammad. Sungguh, mereka benar-benar telah mengucapkan perkataan kekafiran dengan mencela Nabi Muhammad dan karenanya menjadi kafir setelah berislam. Mereka menginginkan apa yang tidak dapat mereka capai. Mereka tidak mencela melainkan karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka, jika mereka bertobat, itu lebih baik bagi mereka. Jika berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat. Mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak pula penolong di bumi. ۞ وَمِنْهُمْ مَّنْ عٰهَدَ اللّٰهَ لَىِٕنْ اٰتٰىنَا مِنْ فَضْلِهٖ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُوْنَنَّ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa minhum man āhadallāha la'in ātānā min faḍlihī lanaṣṣaddaqanna wa lanakūnanna minaṣ-ṣāliḥīna. Di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Dia memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan benar-benar bersedekah dan niscaya kami benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” فَلَمَّآ اٰتٰىهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ بَخِلُوْا بِهٖ وَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ Falammā ātāhum min faḍlihī bakhilū bihī wa tawallau wa hum muriḍūna. Akan tetapi, ketika Allah menganugerahkan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling seraya menjadi penentang kebenaran. فَاَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِيْ قُلُوْبِهِمْ اِلٰى يَوْمِ يَلْقَوْنَهٗ بِمَآ اَخْلَفُوا اللّٰهَ مَا وَعَدُوْهُ وَبِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ Fa aqabahum nifāqan fī qulūbihim ilā yaumi yalqaunahū bimā akhlafullāha mā waadūhu wa bimā kānū yakżibūna. Maka, akibat kekikiran itu Dia menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada hari mereka menemui-Nya karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ Alam yalamū annallāha yalamu sirrahum wa najwāhum wa annallāha allāmul-guyūbi. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang gaib? اَلَّذِيْنَ يَلْمِزُوْنَ الْمُطَّوِّعِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى الصَّدَقٰتِ وَالَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ اِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُوْنَ مِنْهُمْ ۗسَخِرَ اللّٰهُ مِنْهُمْ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Allażīna yalmizūnal-muṭṭawwiīna minal-mu'minīna fiṣ-ṣadaqāti wal-lażīna lā yajidūna illā juhdahum fa yaskharūna minhum, sakhirallāhu minhum, wa lahum ażābun alīmun. Orang-orang munafik yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela, mencela orang-orang yang tidak mendapatkan untuk disedekahkan selain kesanggupannya, lalu mereka mengejeknya. Maka, Allah mengejek mereka dan bagi mereka azab yang sangat pedih. اِسْتَغْفِرْ لَهُمْ اَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ اِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً فَلَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ Istagfir lahum au lā tastagfir lahum, in tastagfir lahum sabīna marratan falay yagfirallāhu lahum, żālika bi'annahum kafarū billāhi wa rasūlihī, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīna. Sama saja engkau Nabi Muhammad memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Demikian itu karena mereka kufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. فَرِحَ الْمُخَلَّفُوْنَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلٰفَ رَسُوْلِ اللّٰهِ وَكَرِهُوْٓا اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَالُوْا لَا تَنْفِرُوْا فِى الْحَرِّۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ اَشَدُّ حَرًّاۗ لَوْ كَانُوْا يَفْقَهُوْنَ Fariḥal-mukhallafūna bimaqadihim khilāfa rasūlillāhi wa karihū ay yujāhidū bi'amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi wa qālū lā tanfirū fil-ḥarri, qul nāru jahannama asyaddu ḥarrān, lau kānū yafqahūna. Orang-orang yang ditinggalkan tidak ikut berperang merasa gembira dengan duduk-duduk setelah kepergian Rasulullah ke medan perang. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka justru berkata, “Janganlah kamu berangkat ke medan perang di tengah panas terik.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Api neraka Jahanam lebih panas.” Seandainya saja selama ini mereka memahami. فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Falyaḍḥakū qalīlaw walyabkū kaṡīrān, jazā'am bimā kānū yaksibūna. Maka, biarkanlah mereka tertawa sedikit di dunia dan menangis yang banyak di akhirat sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat. فَاِنْ رَّجَعَكَ اللّٰهُ اِلٰى طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوْكَ لِلْخُرُوْجِ فَقُلْ لَّنْ تَخْرُجُوْا مَعِيَ اَبَدًا وَّلَنْ تُقَاتِلُوْا مَعِيَ عَدُوًّاۗ اِنَّكُمْ رَضِيْتُمْ بِالْقُعُوْدِ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ فَاقْعُدُوْا مَعَ الْخٰلِفِيْنَ Fa ir rajaakallāhu ilā ṭā'ifatim minhum fasta'żanūka lil-khurūji faqul lan takhrujū maiya abadaw wa lan tuqātilū maiya aduwwān, innakum raḍītum bil-quūdi awwala marrahtin, faqudū maal-khālifīna. Maka, jika Allah memulangkanmu Nabi Muhammad ke satu golongan dari mereka orang-orang munafik, kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar pergi berperang, katakanlah, “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya sejak semula kamu telah rida duduk tidak berperang. Oleh karena itu, duduklah tinggallah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.” وَلَا تُصَلِّ عَلٰٓى اَحَدٍ مِّنْهُمْ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا تَقُمْ عَلٰى قَبْرِهٖۗ اِنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَمَاتُوْا وَهُمْ فٰسِقُوْنَ Wa lā tuṣalli alā aḥadim minhum māta abadaw wa lā taqum alā qabrihī, innahum kafarū billāhi wa rasūlihī wa mātū wa hum fāsiqūna. Janganlah engkau Nabi Muhammad melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka orang-orang munafik selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri berdoa di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. وَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَاَوْلَادُهُمْۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ Wa lā tujibka amwāluhum wa lā aulāduhum, innamā yurīdullāhu ay yuażżibahum bihā fid-dun-yā wa tazhaqa anfusuhum wa hum kāfirūna. Janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya dengan sebab harta dan anak itu Allah berkehendak untuk menyiksa mereka di dunia dan membiarkan nyawa mereka melayang dalam keadaan kafir. وَاِذَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ اَنْ اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَجَاهِدُوْا مَعَ رَسُوْلِهِ اسْتَأْذَنَكَ اُولُوا الطَّوْلِ مِنْهُمْ وَقَالُوْا ذَرْنَا نَكُنْ مَّعَ الْقٰعِدِيْنَ Wa iżā unzilat sūratun an āminū billāhi wa jāhidū maa rasūlihista'żanaka uluṭ-ṭauli minhum wa qālū żarnā nakum maal-qāidīna. Apabila diturunkan suatu surah yang memerintahkan orang-orang munafik, “Berimanlah kepada Allah dan berjihadlah bersama Rasul-Nya,” niscaya orang-orang yang berkemampuan di antara mereka meminta izin kepadamu untuk tidak berjihad dan mereka berkata, “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk tinggal di rumah.” رَضُوْا بِاَنْ يَّكُوْنُوْا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ Raḍū bi'ay yakūnū maal-khawālifi wa ṭubia alā qulūbihim fahum lā yafqahūna. Mereka rida berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang. Hati mereka telah dikunci sehingga tidak memahami. لٰكِنِ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ جَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْخَيْرٰتُ ۖوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Lākinir-rasūlu wal-lażīna āmanū maahū jāhadū bi'amwālihim wa anfusihim, wa ulā'ika lahumul-khairātu, wa ulā'ika humul-mufliḥūna. Akan tetapi, Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berjihad dengan harta dan jiwanya. Mereka memperoleh berbagai kebaikan. Mereka pula-lah orang-orang yang beruntung. اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ Aaddallāhu lahum jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, żālikal-fauzul-aẓīmu. Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung. وَجَاۤءَ الْمُعَذِّرُوْنَ مِنَ الْاَعْرَابِ لِيُؤْذَنَ لَهُمْ وَقَعَدَ الَّذِيْنَ كَذَبُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗسَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Wa jā'al-muażżirūna minal-arābi liyu'żana lahum wa qaadal-lażīna każabullāha wa rasūlahū, sayuṣībul-lażīna kafarū minhum ażābun alīmun. Orang-orang Arab Badui yang membuat-buat alasan datang kepada Nabi agar diberi izin untuk tidak berperang. Adapun orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya duduk berdiam tidak mengemukakan alasan. Kelak orang-orang yang kufur di antara mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih. لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضٰى وَلَا عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ مَا يُنْفِقُوْنَ حَرَجٌ اِذَا نَصَحُوْا لِلّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ مَا عَلَى الْمُحْسِنِيْنَ مِنْ سَبِيْلٍ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ Laisa alaḍ-ḍuafā'i wa lā alal-marḍā wa lā alal-lażīna lā yajidūna mā yunfiqūna ḥarajun iżā naṣaḥū lillāhi wa rasūlihī, mā alal-muḥsinīna min sabīlin, wallāhu gafūrur raḥīmun. Tidak ada dosa karena tidak pergi berperang bagi orang-orang yang lemah, sakit, dan yang tidak mendapatkan apa yang akan mereka infakkan, jika mereka ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan apa pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَّلَا عَلَى الَّذِيْنَ اِذَا مَآ اَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ اَجِدُ مَآ اَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ ۖتَوَلَّوْا وَّاَعْيُنُهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا اَلَّا يَجِدُوْا مَا يُنْفِقُوْنَۗ Wa lā alal-lażīna iżā mā atauka litaḥmilahum qulta lā ajidu mā aḥmilukum alaihi, tawallau wa ayunuhum tafīḍu minad dami ḥazanan allā yajidū mā yunfiqūna. Tidak ada dosa pula bagi orang-orang yang ketika datang kepadamu Nabi Muhammad agar engkau menyediakan kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak mendapatkan kendaraan untuk membawamu.” Mereka pergi dengan bercucuran air mata karena sedih sebab tidak mendapatkan apa yang akan mereka infakkan untuk ikut berperang. ۞ اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ وَهُمْ اَغْنِيَاۤءُۚ رَضُوْا بِاَنْ يَّكُوْنُوْا مَعَ الْخَوَالِفِۙ وَطَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ۔ Innamas-sabīlu alal-lażīna yasta'żinūnaka wa hum agniyā'u, raḍū bi'ay yakūnū maal-khawālifi, wa ṭabaallāhu alā qulūbihim fahum lā yalamūna. Sesungguhnya satu-satunya celah untuk menyalahkan adalah kepada orang-orang yang meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berperang, padahal mereka orang mampu. Mereka rida berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang. Allah telah mengunci hati mereka sehingga mereka tidak mengetahui. يَعْتَذِرُوْنَ اِلَيْكُمْ اِذَا رَجَعْتُمْ اِلَيْهِمْ ۗ قُلْ لَّا تَعْتَذِرُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّاَنَا اللّٰهُ مِنْ اَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Yatażirūna ilaikum iżā rajatum ilaihim, qul lā tatażirū lan nu'mina lakum qad nabba'anallāhu min akhbārikum wa sayarallāhu amalakum wa rasūluhū ṡumma turaddūna ilā ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Mereka orang-orang munafik yang tidak ikut berperang akan membuat-buat alasan kepadamu ketika kamu telah pulang kepada mereka. Katakanlah Nabi Muhammad, “Janganlah kamu membuat-buat alasan. Kami tidak percaya lagi kepadamu. Sungguh, Allah telah memberitahukan kepada kami sebagian berita tentang kamu. Allah akan melihat pekerjaanmu, demikian pula Rasul-Nya. Kemudian, kamu dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” سَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَكُمْ اِذَا انْقَلَبْتُمْ اِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُوْا عَنْهُمْ ۗ فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمْ ۗ اِنَّهُمْ رِجْسٌۙ وَّمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Sayaḥlifūna billāhi lakum iżanqalabtum ilaihim lituriḍū anhum, fa ariḍū anhum, innahum rijsun, wa ma'wāhum jahannamu jazā'am bimā kānū yaksibūna. Mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah ketika kamu kembali kepada mereka agar kamu berpaling dari mereka. Maka, berpalinglah dari mereka. Sesungguhnya mereka berjiwa kotor dan tempat mereka neraka Jahanam sebagai balasan atas apa yang selama ini mereka kerjakan. يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ ۚفَاِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يَرْضٰى عَنِ الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ Yaḥlifūna lakum litarḍau anhum, fa in tarḍau anhum fa innallāha lā yarḍā anil-qaumil-fāsiqīna. Mereka akan bersumpah kepadamu agar kamu rida kepada mereka. Namun, sekalipun kamu rida kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak akan rida kepada kaum yang fasik. اَلْاَعْرَابُ اَشَدُّ كُفْرًا وَّنِفَاقًا وَّاَجْدَرُ اَلَّا يَعْلَمُوْا حُدُوْدَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Al-arābu asyaddu kufraw wa nifāqaw wa ajdaru allā yalamū ḥudūda mā anzalallāhu alā rasūlihī, wallāhu alīmun ḥakīmun. Orang-orang Arab Badui lebih kuat kekufuran dan kemunafikannya, serta sangat wajar tidak mengetahui batas-batas ketentuan yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يَّتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ مَغْرَمًا وَّيَتَرَبَّصُ بِكُمُ الدَّوَاۤىِٕرَ ۗعَلَيْهِمْ دَاۤىِٕرَةُ السَّوْءِ ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Wa minal-arābi may yattakhiżu mā yunfiqu magramaw wa yatarabbaṣu bikumud-dawā'ira, alaihim dā'iratus-sau'i, wallāhu samīun alīmun. Di antara orang-orang Arab Badui ada yang memandang apa yang diinfakkannya di jalan Allah sebagai suatu kerugian dan menunggu mara bahaya menimpamu. Merekalah yang pasti akan ditimpa giliran azab yang buruk. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ قُرُبٰتٍ عِنْدَ اللّٰهِ وَصَلَوٰتِ الرَّسُوْلِ ۗ اَلَآ اِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ ۗ سَيُدْخِلُهُمُ اللّٰهُ فِيْ رَحْمَتِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ Wa minal-arābi may yu'minu billāhi wal-yaumil-ākhiri wa yattakhiżu mā yunfiqu qurubātin indallāhi wa ṣalawātir-rasūli, alā innahā qurbatul lahum, sayudkhiluhumullāhu fī raḥmatihī, innallāha gafūrur raḥīmun. Di antara orang-orang Arab Badui ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dia memandang apa yang diinfakkannya di jalan Allah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan sarana untuk memperoleh doa-doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu sarana bagi mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat surga-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ Was-sābiqūnal-awwalūna minal-muhājirīna wal-anṣāri wal-lażīnattabaūhum bi'iḥsānin, raḍiyallāhu anhum wa raḍū anhu wa aadda lahum jannātin tajrī taḥtahal-anhāru khālidīna fīhā abadān, żālikal-fauzul-aẓīmu. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِّنَ الْاَعْرَابِ مُنٰفِقُوْنَ ۗوَمِنْ اَهْلِ الْمَدِيْنَةِ مَرَدُوْا عَلَى النِّفَاقِۗ لَا تَعْلَمُهُمْۗ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْۗ سَنُعَذِّبُهُمْ مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّوْنَ اِلٰى عَذَابٍ عَظِيْمٍ ۚ Wa mimman ḥaulakum minal-arābi munāfiqūna,wa min ahlil-madīnati maradū alan nifāqi, lā talamuhum, naḥnu nalamuhum, sanuażżibuhum marrataini ṡumma yuraddūna ilā ażābin aẓīmin. Di antara orang-orang Arab Badui yang tinggal di sekitarmu ada orang-orang munafik. Demikian pula di antara penduduk Madinah ada juga orang-orang munafik, mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau Nabi Muhammad tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar. وَاٰخَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلًا صَالِحًا وَّاٰخَرَ سَيِّئًاۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa ākharūnatarafū biżunūbihim khalaṭū amalan ṣāliḥaw wa ākhara sayyi'ān, asallāhu ay yatūba alaihim, innallāha gafūrur raḥīmun. Ada pula orang-orang lain yang mengakui dosa-dosanya. Mereka mencampuradukkan amal yang baik dengan amal lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Khuż min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum, wallāhu samīun alīmun. Ambillah zakat dari harta mereka guna menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ Alam yalamū annallāha huwa yaqbalut-taubata an ibādihī wa ya'khużuṣ-ṣadaqāti wa annallāha huwat-tawwābur-raḥīmu. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat-nya, dan bahwa Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang? وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ Wa qulimalū fa sayarallāhu amalakum wa rasūluhū wal-mu'minūna, wa saturaddūna ilā ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada Zat yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” وَاٰخَرُوْنَ مُرْجَوْنَ لِاَمْرِ اللّٰهِ اِمَّا يُعَذِّبُهُمْ وَاِمَّا يَتُوْبُ عَلَيْهِمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Wa ākharūna murjaunal li'amrillāhi immā yuażżibuhum wa immā yatūbu alaihim, wallāhu alīmun ḥakīmun. Ada pula orang-orang lain yang ditangguhkan balasannya menunggu keputusan Allah. Mungkin Dia akan mengazab mereka dan mungkin Dia akan menerima tobat mereka. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَّكُفْرًا وَّتَفْرِيْقًاۢ بَيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَيَحْلِفُنَّ اِنْ اَرَدْنَآ اِلَّا الْحُسْنٰىۗ وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ Wal-lażīnattakhażū masjidan ḍirāraw wa kufraw wa tafrīqam bainal-mu'minīna wa irṣādal liman ḥāraballāha wa rasūlahū min qablu, wa layaḥlifunna in aradnā illal-ḥusnā, wallāhu yasyhadu innahum lakāżibūna. Di antara orang-orang munafik itu ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana pada orang-orang yang beriman, menyebabkan kekufuran, memecah belah di antara orang-orang mukmin, dan menunggu kedatangan orang-orang yang sebelumnya telah memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka dengan pasti bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Allah bersaksi bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta dalam sumpahnya. لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًاۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ Lā taqum fīhi abadān, lamasjidun ussisa alat-taqwā min awwali yaumin aḥaqqu an taqūma fīhi, fīhi rijāluy yuḥibbūna ay yataṭahharū, wallāhu yuḥibbul-muṭṭahhirīna. Janganlah engkau melaksanakan salat di dalamnya masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri. اَفَمَنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى تَقْوٰى مِنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ اَمْ مَّنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهٖ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ Afaman assasa bun-yānahū alā taqwā minallāhi wa riḍwānin khairun am man assasa bun-yānahū alā syafā jurufin hārin fanhāra bihī fī nāri jahannama, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīna. Maka, apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya masjid atas dasar takwa kepada Allah dan rida-Nya itu lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di sisi tepian jurang yang nyaris runtuh, lalu bangunan itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. لَا يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِيْ بَنَوْا رِيْبَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ اِلَّآ اَنْ تَقَطَّعَ قُلُوْبُهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ࣖ Lā yazālu bun-yānuhumul-lażī banau rībatan fī qulūbihim illā an taqaṭṭaa qulūbuhum, wallāhu alīmun ḥakīmun. Bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi penyebab keraguan kemunafikan dalam hati mereka sampai hati mereka terpotong-potong. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. ۞ اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ Innallāhasytarā minal-mu'minīna anfusahum wa amwālahum bi'anna lahumul-jannahta, yuqātilūna fī sabīlillāhi fa yaqtulūna wa yuqtalūna wadan alaihi ḥaqqan fit-taurāti wal-injīli wal-qur'āni, wa man aufā biahdihī minallāhi fastabsyirū bibaiikumul-lażī bāyatum bihī, wa żālika huwal-fauzul-aẓīmu. Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh. Demikian ini adalah janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung. اَلتَّاۤىِٕبُوْنَ الْعٰبِدُوْنَ الْحٰمِدُوْنَ السَّاۤىِٕحُوْنَ الرّٰكِعُوْنَ السّٰجِدُوْنَ الْاٰمِرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّاهُوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحٰفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ At tā'ibūnal-ābidul-ḥāmidūnas-sā'iḥūnar-rākiūnas-sājidūnal-āmirūna bil-marūfi wan-nāhūna anil-munkari wal-ḥāfiẓūna liḥudūdillāhi, wa basysyiril-mu'minīna. Mereka itulah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji Allah, mengembara demi ilmu dan agama, rukuk dan sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman. مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ Mā kāna lin-nabiyyi wal-lażīna āmanū ay yastagfirū lil-musyrikīna wa lau kānū ulī qurbā mim badi mā tabayyana lahum annahum aṣḥābul-jaḥīmi. Tidak ada hak bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat-nya, setelah jelas baginya bahwa sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka Jahim. وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ Wa mā kānastigfāru ibrāhīma li'abīhi illā am mauidatiw waadahā iyyāhu, falammā tabayyana lahū annahū aduwwul lillāhi tabarra'a minhu, inna ibrāhīma la'awwāhun ḥalīmun. Adapun permohonan ampunan Ibrahim kepada Allah untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah dia ikrarkan kepadanya. Maka, ketika jelas baginya Ibrahim bahwa dia bapaknya adalah musuh Allah, dia Ibrahim berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim benar-benar seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِلَّ قَوْمًاۢ بَعْدَ اِذْ هَدٰىهُمْ حَتّٰى يُبَيِّنَ لَهُمْ مَّا يَتَّقُوْنَۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Wa mā kānallāhu liyuḍilla qaumam bada iż hadāhum ḥattā yubayyina lahum mā yattaqūna, innallāha bikulli syai'in alīmun. Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum setelah Dia memberinya petunjuk sampai Dia menjelaskan kepadanya apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. اِنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۗ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ Innallāha lahū mulkus-samāwāti wal-arḍi, yuḥyī wa yumītu, wa mā lakum min dūnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīrin. Sesungguhnya hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah. لَقَدْ تَّابَ اللّٰهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ فِيْ سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْۢ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيْغُ قُلُوْبُ فَرِيْقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّهٗ بِهِمْ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ۙ Laqat tāballāhu alan-nabiyyi wal-muhājirīna wal-anṣāril-lażīnattabaūhu fī sāatil-usrati mim badi mā kāda yazīgu qulūbu farīqim minhum ṡumma tāba alaihim, innahū bihim ra'ūfur raḥīmun. Sungguh, Allah benar-benar telah menerima tobat Nabi serta orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar yang mengikutinya pada masa-masa sulit setelah hati sekelompok dari mereka hampir berpaling namun kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى اِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ اَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوْٓا اَنْ لَّا مَلْجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّآ اِلَيْهِۗ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوْبُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ࣖ Wa alaṡ-ṡalāṡatil-lażīna khullifū, ḥattā iżā ḍāqat alaihimul-arḍu bimā raḥubat wa ḍāqat alaihim anfusuhum wa ẓannū allā malja'a minallāhi illā ilaihi, ṡumma tāba alaihim liyatūbū, innallāha huwat-tawwābur-raḥīmu. Terhadap tiga orang yang ditinggalkan dan ditangguhkan penerimaan tobatnya hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun terasa sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari siksaan Allah melainkan kepada-Nya saja, kemudian setelah itu semua Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha wa kūnū maaṣ-ṣādiqīna. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar! مَا كَانَ لِاَهْلِ الْمَدِيْنَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِّنَ الْاَعْرَابِ اَنْ يَّتَخَلَّفُوْا عَنْ رَّسُوْلِ اللّٰهِ وَلَا يَرْغَبُوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَنْ نَّفْسِهٖۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ لَا يُصِيْبُهُمْ ظَمَاٌ وَّلَا نَصَبٌ وَّلَا مَخْمَصَةٌ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَطَـُٔوْنَ مَوْطِئًا يَّغِيْظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُوْنَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلًا اِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهٖ عَمَلٌ صَالِحٌۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ Mā kāna li'ahlil-madīnati wa man ḥaulahum minal-arābi ay yatakhallafū ar rasūlillāhi wa lā yargabū bi'anfusihim an nafsihī, żālika bi'annahum lā yuṣībuhum ẓama'uw wa lā naṣabuw wa lā makhmaṣatun fī sabīlillāhi wa lā yaṭa'ūna mauṭi'ay yagīẓul-kuffāra wa lā yanālūna min aduwwin nailan illā kutiba lahum bihī amalun ṣāliḥun, innallāha lā yuḍīu ajral-muḥsinīna. Tidak sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka untuk tidak turut menyertai Rasulullah pergi berperang dan tidak pantas pula bagi mereka untuk lebih mencintai diri mereka daripada mencintai dirinya Rasulullah. Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan di jalan Allah; tidak pula menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir; dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali semua itu akan dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. وَلَا يُنْفِقُوْنَ نَفَقَةً صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً وَّلَا يَقْطَعُوْنَ وَادِيًا اِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Wa lā yunfiqūna nafaqatan ṣagīrataw wa lā kabīrataw wa lā yaqṭaūna wādiyan illā kutiba lahum liyajziyahumullāhu aḥsana mā kānū yamalūna. Tidaklah mereka memberikan infak, baik yang kecil maupun yang besar, dan tidak pula melintasi suatu lembah berjihad, kecuali akan dituliskan bagi mereka sebagai amal kebajikan untuk diberi balasan oleh Allah dengan yang lebih baik daripada apa yang selama ini mereka kerjakan. ۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ Wa mā kānal-mu'minūna liyanfirū kāffahtan, falau lā nafara min kulli firqatim minhum ṭā'ifatul liyatafaqqahū fid-dīni wa liyunżirū qaumahum iżā rajaū ilaihim laallahum yaḥżarūna. Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya? يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَاتِلُوا الَّذِيْنَ يَلُوْنَكُمْ مِّنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوْا فِيْكُمْ غِلْظَةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū qātilul-lażīna yalūnakum minal-kuffāri wal-yajidū fīkum gilẓahtan, walamū annallāha maal-muttaqīna. Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir di sekitarmu dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ اَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِهٖٓ اِيْمَانًاۚ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَزَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ Wa iżā mā unzilat sūratun fa minhum may yaqūlu ayyukum zādathu hāżihī īmānān, fa ammal-lażīna āmanū fa zādathum īmānaw wa hum yastabsyirūna. Apabila diturunkan suatu surah, di antara mereka orang-orang munafik ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan turunnya surah ini?” Adapun bagi orang-orang yang beriman, surah yang turun ini pasti menambah imannya dan mereka merasa gembira. وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ Wa ammal-lażīna fī qulūbihim maraḍun fa zādathum rijsan ilā rijsihim wa mātū wa hum kāfirūna. Adapun bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, surah yang turun ini akan menambah kekufuran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir. اَوَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ Awalā yarauna annahum yuftanūna fī kulli āmim marrataini ṡumma lā yatūbūna wa lā hum yażżakkarūna. Tidakkah mereka orang-orang munafik memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, tetapi mereka tidak juga bertobat dan tidak pula mengambil pelajaran? وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ نَّظَرَ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍۗ هَلْ يَرٰىكُمْ مِّنْ اَحَدٍ ثُمَّ انْصَرَفُوْاۗ صَرَفَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ Wa iżā mā unzilat sūratun naẓara baḍuhum ilā baḍin, hal yarākum min aḥadin ṡummanṣarafū, ṣarafallāhu qulūbahum bi'annahum qaumul lā yafqahūna. Apabila diturunkan suatu surah, satu sama lain di antara mereka saling berpandangan dengan sikap mengejek sambil berkata, “Adakah seseorang dari kaum muslim yang melihat kamu?” Setelah itu mereka pun pergi. Allah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak memahami. لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ Laqad jā'akum rasūlum min anfusikum azīzun alaihi mā anittum ḥarīṣun alaikum bil-mu'minīna ra'ūfur raḥīmun. Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, dan bersikap penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ Fa in tawallau faqul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huwa, alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-arsyil-aẓīmi. Jika mereka berpaling dari keimanan, katakanlah Nabi Muhammad, “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik Arasy singgasana yang agung.” Jakarta - Surah At Taubah ayat 128-129 adalah dua ayat terakhir. At Taubah merupakan surah ke-9 dalam Al-Qur'an dan termasuk ke dalam golongan surah Madaniyah yang berarti diturunkan di dua ayat terakhir dari surah At Taubah justru diturunkan di Mekkah dan termasuk ke dalam surah Makkiyah, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Jalaluddin dalam Tafsirul Qur'anil mengutip dari Tafsir Fi Zhilail Qur'an Edisi Istimewa Jilid 10 oleh Sayyid Quthb, surah At Taubah memiliki tingkat urgensi khusus dalam menjelaskan karakter sistem pergerakan dalam Islam, tahapan-tahapannya, hingga langkah-langkah yang diambil. Surah At Taubah menyingkap terkait fleksibelnya sistem-sistem Islam sekaligus menunjukkan جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌArab latin laqad jā`akum rasụlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīmArtinya "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin," QS At Taubah 128.فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِArab latin fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīmArtinya "Jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung," QS At Taubah 129.Mengacu pada sumber yang sama, dua ayat terakhir pada surah At Taubah ini menyebut sifat Rasulullah dan arahan Allah kepada Nabi Muhammad agar hanya bertawakal kepada-Nya. Selain itu, Allah juga meminta Rasulullah mencukupkan diri untuk meminta perlindungan di Balik Penemuan Ayat 128-129 dalam Surah At TaubahDahulu, Al-Qur'an tidak seperti sekarang yang disatukan dalam satu kitab. Mengutip dari buku Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam tulisan Dr Muhammad Husain Mahasnah, dua ayat terakhir surah At Taubah ini ditemukan oleh Zaid bin muslimin pada zaman itu menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an di tempat-tempat yang mudah didapat, seperti kulit, pelepah kurma, tulang, batu, dan kayu. Bahkan, tulisan-tulisan tersebut belum terkumpul dalam satu tempat, melainkan tercecer dan disimpan oleh para sahabat Surah At Taubah Ayat 128-129Surah At Taubah ayat 128-129 memiliki keistimewaan apabila dibaca secara rutin. Menurut Huriyah Huwaida dalam bukunya yang bertajuk Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha, ketika seorang muslim mengamalkan zikir dua ayat terakhir surah At Taubah secara konsisten sebanyak 7 kali seusai sholat, maka ia akan dimudahkan rezekinya dan itu, membaca surah At Taubah ayat 128-129 sebagai zikir pagi dan petang akan menjaga orang yang mengamalkannya dari segala kesusahan dunia maupun akhirat. Selain itu, dikutip dari buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa, mengamalkan dua ayat terakhir pada waktu Maghrib dan Subuh sebanyak 7 kali, maka akan diberkahi umur panjang. Simak Video "Melihat Khusyuknya Siswa Tunanetra di Majalengka Baca Al-Qur'an Braille" [GambasVideo 20detik] aeb/erd 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID IpW1vaPfJBZCPCS4u6qMZi1EcmJSqGglAl1_uRcsuQ3biyyJBhQJ1A== Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Maka berjalanlah kalian artinya berjalanlah kalian dengan aman, hai kaum musyrikin di muka bumi selama empat bulan dimulai pada bulan Syawal berdasarkan petunjuk yang akan disebutkan nanti. Tiada keamanan lagi bagi kalian sesudah empat bulan itu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak dapat melemahkan Allah artinya terluput dari azab-Nya dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir Dialah yang membuat mereka hina di dunia melalui pembunuhan dan di akhirat kelak dengan siksaan neraka. Kalian, orang-orang musyrik, akan mendapat perlindungan selama empat bulan dari saat pelepasan tanggung jawab itu. Kalian dapat berpindah-pindah sekehendak kalian. Ketahuilah bahwa kalian berada di bawah kekuasaan Allah di mana pun kalian berada. Kalian tidak dapat melemahkan-Nya. Dan Allah menentukan kehinaan bagi orang-orang yang membangkang. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dan setelah berlalu empat bulan, maka tidak ada keamanan lagi bagimu. Hal ini bagi mereka yang mengadakan perjanjian mutlak atau dibatasi sampai empat bulan atau kurang, adapun mereka yang mengadakan perjanjian lebih dari empat bulan, maka harus dipenuhi sampai habis waktunya jika tidak dikhawatirkan pengkhianatan darinya dan tidak memulai membatalkan perjanjian. Mereka yang diberi tangguh empat bulan itu ialah yang memungkiri janji dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya, maka perjanjian itu diteruskan sampai berakhir masa yang ditentukan dalam perjanjian itu. Setelah masa itu berakhir, maka tidak ada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrik. Allah memperingatkan kepada mereka yang mengikat perjanjian selama masa perjanjian berlangsung, bahwa meskipun mereka aman, namun sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah dan tidak dapat lolos dari azab-Nya, dan siapa saja yang tetap di atas kesyirkannya, maka Allah akan menghinakannya. Hal inilah yang menyebabkan mereka masuk Islam, kecuali mereka yang keras hatinya dan tidak peduli terhadap ancaman Allah Azza wa Jalla. Di dunia dengan dihalalkan darahnya dan di akhirat dengan diazab dalam api neraka. Tulisan atau Teks Latin Surat At Taubah. Surat yang ke-9 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 129 ayat. Baca juga surat At Taubah teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. At Taubah – التوبة 1. baraa-atun mina allaahi warasuulihi ilaa alladziina aahadtum mina almusyrikiina 2. fasiihuu fii al-ardhi arba’ata asyhurin wai’lamuu annakum ghayru mu’jizii allaahi wa-anna allaaha mukhzii alkaafiriina 3. wa-adzaanun mina allaahi warasuulihi ilaa alnnaasi yawma alhajji al-akbari anna allaaha barii-un mina almusyrikiina warasuuluhu fa-in tubtum fahuwa khayrun lakum wa-in tawallaytum fai’lamuu annakum ghayru mu’jizii allaahi wabasysyiri alladziina kafaruu bi’adzaabin aliimin 4. illaa alladziina aahadtum mina almusyrikiina tsumma lam yanqushuukum syay-an walam yuzhaahiruu alaykum ahadan fa-atimmuu ilayhim ahdahum ilaa muddatihim inna allaaha yuhibbu almuttaqiina 5. fa-idzaa insalakha al-asyhuru alhurumu fauqtuluu almusyrikiina haytsu wajadtumuuhum wakhudzuuhum wauhsuruuhum wauq’uduu lahum kulla marshadin fa-in taabuu wa-aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata fakhalluu sabiilahum inna allaaha ghafuurun rahiimun 6. wa-in ahadun mina almusyrikiina istajaaraka fa-ajirhu hattaa yasma’a kalaama allaahi tsumma ablighhu ma/manahu dzaalika bi-annahum qawmun laa ya’lamuuna 7. kayfa yakuunu lilmusyrikiina ahdun inda allaahi wa’inda rasuulihi illaa alladziina aahadtum inda almasjidi alharaami famaa istaqaamuu lakum faistaqiimuu lahum inna allaaha yuhibbu almuttaqiina 8. kayfa wa-in yazhharuu alaykum laa yarqubuu fiikum illan walaa dzimmatan yurdhuunakum bi-afwaahihim wata/baa quluubuhum wa-aktsaruhum faasiquuna 9. isytaraw bi-aayaati allaahi tsamanan qaliilan fashadduu an sabiilihi innahum saa-a maa kaanuu ya’maluuna 10. laa yarqubuuna fii mu/minin illan walaa dzimmatan waulaa-ika humu almu’taduuna 11. fa-in taabuu wa-aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata fa-ikhwaanukum fii alddiini wanufashshilu al-aayaati liqawmin ya’lamuuna 12. wa-in nakatsuu aymaanahum min ba’di ahdihim watha’anuu fii diinikum faqaatiluu a-immata alkufri innahum laa aymaana lahum la’allahum yantahuuna 13. alaa tuqaatiluuna qawman nakatsuu aymaanahum wahammuu bi-ikhraaji alrrasuuli wahum badauukum awwala marratin atakhsyawnahum faallaahu ahaqqu an takhsyawhu in kuntum mu/miniina 14. qaatiluuhum yu’adzdzibhumu allaahu bi-aydiikum wayukhzihim wayanshurkum alayhim wayasyfi shuduura qawmin mu/miniina 15. wayudzhib ghayzha quluubihim wayatuubu allaahu alaa man yasyaau waallaahu aliimun hakiimun 16. am hasibtum an tutrakuu walammaa ya’lami allaahu alladziina jaahaduu minkum walam yattakhidzuu min duuni allaahi walaa rasuulihi walaa almu/miniina waliijatan waallaahu khabiirun bimaa ta’maluuna 17. maa kaana lilmusyrikiina an ya’muruu masaajida allaahi syaahidiina alaa anfusihim bialkufri ulaa-ika habithat a’maaluhum wafii alnnaari hum khaaliduuna 18. innamaa ya’muru masaajida allaahi man aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wa-aqaama alshshalaata waaataa alzzakaata walam yakhsya illaa allaaha fa’asaa ulaa-ika an yakuunuu mina almuhtadiina 19. aja’altum siqaayata alhaajji wa’imaarata almasjidi alharaami kaman aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wajaahada fii sabiili allaahi laa yastawuuna inda allaahi waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 20. alladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu fii sabiili allaahi bi-amwaalihim wa-anfusihim a’zhamu darajatan inda allaahi waulaa-ika humu alfaa-izuuna 21. yubasysyiruhum rabbuhum birahmatin minhu waridhwaanin wajannaatin lahum fiihaa na’iimun muqiimun 22. khaalidiina fiihaa abadan inna allaaha indahu ajrun azhiimun 23. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu aabaa-akum wa-ikhwaanakum awliyaa-a ini istahabbuu alkufra alaa al-iimaani waman yatawallahum minkum faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna 24. qul in kaana aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa’asyiiratukum wa-amwaalun iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa ahabba ilaykum mina allaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu hattaa ya/tiya allaahu bi-amrihi waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina 25. laqad nasharakumu allaahu fii mawaathina katsiiratin wayawma hunaynin idz a’jabatkum katsratukum falam tughni ankum syay-an wadaaqat alaykumu al-ardhu bimaa rahubat tsumma wallaytum mudbiriina 26. tsumma anzala allaahu sakiinatahu alaa rasuulihi wa’alaa almu/miniina wa-anzala junuudan lam tarawhaa wa’adzdzaba alladziina kafaruu wadzaalika jazaau alkaafiriina 27. tsumma yatuubu allaahu min ba’di dzaalika alaa man yasyaau waallaahu ghafuurun rahiimun 28. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu innamaa almusyrikuuna najasun falaa yaqrabuu almasjida alharaama ba’da aamihim haadzaa wa-in khiftum aylatan fasawfa yughniikumu allaahu min fadhlihi in syaa-a inna allaaha aliimun hakiimun 29. qaatiluu alladziina laa yu/minuuna biallaahi walaa bialyawmi al-aakhiri walaa yuharrimuuna maa harrama allaahu warasuuluhu walaa yadiinuuna diina alhaqqi mina alladziina uutuu alkitaaba hattaa yu’thuu aljizyata an yadin wahum shaaghiruuna 30. waqaalati alyahuudu uzayrun ibnu allaahi waqaalati alnnashaaraa almasiihu ibnu allaahi dzaalika qawluhum bi-afwaahihim yudaahi-uuna qawla alladziina kafaruu min qablu qaatalahumu allaahu annaa yu/fakuuna 31. ittakhadzuu ahbaarahum waruhbaanahum arbaaban min duuni allaahi waalmasiiha ibna maryama wamaa umiruu illaa liya’buduu ilaahan waahidan laa ilaaha illaa huwa subhaanahu ammaa yusyrikuuna 32. yuriiduuna an yuthfi-uu nuura allaahi bi-afwaahihim waya/baa allaahu illaa an yutimma nuurahu walaw kariha alkaafiruuna 33. huwa alladzii arsala rasuulahu bialhudaa wadiini alhaqqi liyuzhhirahu alaa alddiini kullihi walaw kariha almusyrikuuna 34. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu inna katsiiran mina al-ahbaari waalrruhbaani laya/kuluuna amwaala alnnaasi bialbaathili wayashudduuna an sabiili allaahi waalladziina yaknizuuna aldzdzahaba waalfidhdhata walaa yunfiquunahaa fii sabiili allaahi fabasysyirhum bi’adzaabin aliimin 35. yawma yuhmaa alayhaa fii naari jahannama fatukwaa bihaa jibaahuhum wajunuubuhum wazhuhuuruhum haadzaa maa kanaztum li-anfusikum fadzuuquu maa kuntum taknizuuna 36. inna iddata alsysyuhuuri inda allaahi itsnaa asyara syahran fii kitaabi allaahi yawma khalaqa alssamaawaati waal-ardha minhaa arba’atun hurumun dzaalika alddiinu alqayyimu falaa tazhlimuu fiihinna anfusakum waqaatiluu almusyrikiina kaaffatan kamaa yuqaatiluunakum kaaffatan wai’lamuu anna allaaha ma’a almuttaqiina 37. innamaa alnnasii-u ziyaadatun fii alkufri yudhallu bihi alladziina kafaruu yuhilluunahu aaman wayuharrimuunahu aaman liyuwaathi-uu iddata maa harrama allaahu fayuhilluu maa harrama allaahu zuyyina lahum suu-u a’maalihim waallaahu laa yahdii alqawma alkaafiriina 38. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu maa lakum idzaa qiila lakumu infiruu fii sabiili allaahi itstsaaqaltum ilaa al-ardhi aradhiitum bialhayaati alddunyaa mina al-aakhirati famaa mataa’u alhayaati alddunyaa fii al-aakhirati illaa qaliilun 39. illaa tanfiruu yu’adzdzibkum adzaaban aliiman wayastabdil qawman ghayrakum walaa tadhurruuhu syay-an waallaahu alaa kulli syay-in qadiirun 40. illaa tanshuruuhu faqad nasharahu allaahu idz akhrajahu alladziina kafaruu tsaaniya itsnayni idz humaa fii alghaari idz yaquulu lishaahibihi laa tahzan inna allaaha ma’anaa fa-anzala allaahu sakiinatahu alayhi wa-ayyadahu bijunuudin lam tarawhaa waja’ala kalimata alladziina kafaruu alssuflaa wakalimatu allaahi hiya al’ulyaa waallaahu aziizun hakiimun 41. infiruu khifaafan watsiqaalan wajaahiduu bi-amwaalikum wa-anfusikum fii sabiili allaahi dzaalikum khayrun lakum in kuntum ta’lamuuna 42. law kaana aradhan qariiban wasafaran qaasidan laittaba’uuka walaakin ba’udat alayhimu alsysyuqqatu wasayahlifuuna biallaahi lawi istatha’naa lakharajnaa ma’akum yuhlikuuna anfusahum waallaahu ya’lamu innahum lakaadzibuuna 43. afaa allaahu anka lima adzinta lahum hattaa yatabayyana laka alladziina shadaquu wata’lama alkaadzibiina 44. laa yasta/dzinuka alladziina yu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri an yujaahiduu bi-amwaalihim wa-anfusihim waallaahu aliimun bialmuttaqiina 45. innamaa yasta/dzinuka alladziina laa yu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri wairtaabat quluubuhum fahum fii raybihim yataraddaduuna 46. walaw araaduu alkhuruuja la-a’adduu lahu uddatan walaakin kariha allaahu inbi’aatsahum fatsabbathahum waqiila uq’uduu ma’a alqaa’idiina 47. law kharajuu fiikum maa zaaduukum illaa khabaalan wala-awdha’uu khilaalakum yabghuunakumu alfitnata wafiikum sammaa’uuna lahum waallaahu aliimun bialzhzhaalimiina 48. laqadi ibtaghawuu alfitnata min qablu waqallabuu laka al-umuura hattaa jaa-a alhaqqu wazhahara amru allaahi wahum kaarihuuna 49. waminhum man yaquulu i/dzan lii walaa taftinnii alaa fii alfitnati saqathuu wa-inna jahannama lamuhiithatun bialkaafiriina 50. in tushibka hasanatun tasu/hum wa-in tushibka mushiibatun yaquuluu qad akhadznaa amranaa min qablu wayatawallaw wahum farihuuna 51. qul lan yushiibanaa illaa maa kataba allaahu lanaa huwa mawlaanaa wa’alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna 52. qul hal tarabbashuuna binaa illaa ihdaa alhusnayayni wanahnu natarabbashu bikum an yushiibakumu allaahu bi’adzaabin min indihi aw bi-aydiinaa fatarabbashuu innaa ma’akum mutarabbishuuna 53. qul anfiquu thaw’an aw karhan lan yutaqabbala minkum innakum kuntum qawman faasiqiina 54. wamaa mana’ahum an tuqbala minhum nafaqaatuhum illaa annahum kafaruu biallaahi wabirasuulihi walaa ya/tuuna alshshalaata illaa wahum kusaalaa walaa yunfiquuna illaa wahum kaarihuuna 55. falaa tu’jibka amwaaluhum walaa awlaaduhum innamaa yuriidu allaahu liyu’adzdzibahum bihaa fii alhayaati alddunyaa watazhaqa anfusuhum wahum kaafiruuna 56. wayahlifuuna biallaahi innahum laminkum wamaa hum minkum walaakinnahum qawmun yafraquuna 57. law yajiduuna malja-an aw maghaaraatin aw muddakhalan lawallaw ilayhi wahum yajmahuuna 58. waminhum man yalmizuka fii alshshadaqaati fa-in u’thuu minhaa radhuu wa-in lam yu’thaw minhaa idzaa hum yaskhathuuna 59. walaw annahum radhuu maa aataahumu allaahu warasuuluhu waqaaluu hasbunaa allaahu sayu/tiinaa allaahu min fadhlihi warasuuluhu innaa ilaa allaahi raaghibuuna 60. innamaa alshshadaqaatu lilfuqaraa-i waalmasaakiini waal’aamiliina alayhaa waalmu-allafati quluubuhum wafii alrriqaabi waalghaarimiina wafii sabiili allaahi waibni alssabiili fariidhatan mina allaahi waallaahu aliimun hakiimun 61. waminhumu alladziina yu/dzuuna alnnabiyya wayaquuluuna huwa udzunun qul udzunu khayrin lakum yu/minu biallaahi wayu/minu lilmu/miniina warahmatun lilladziina aamanuu minkum waalladziina yu/dzuuna rasuula allaahi lahum adzaabun aliimun 62. yahlifuuna biallaahi lakum liyurdhuukum waallaahu warasuuluhu ahaqqu an yurdhuuhu in kaanuu mu/miniina 63. alam ya’lamuu annahu man yuhaadidi allaaha warasuulahu fa-anna lahu naara jahannama khaalidan fiihaa dzaalika alkhizyu al’azhiimu 64. yahtsaru almunaafiquuna an tunazzala alayhim suuratun tunabbi-uhum bimaa fii quluubihim quli istahzi-uu inna allaaha mukhrijun maa tahtsaruuna 65. wala-in sa-altahum layaquulunna innamaa kunnaa nakhuudhu wanal’abu qul abiallaahi waaayaatihi warasuulihi kuntum tastahzi-uuna 66. laa ta’tadziruu qad kafartum ba’da iimaanikum in na’fu an thaa-ifatin minkum nu’adzdzib thaa-ifatan bi-annahum kaanuu mujrimiina 67. almunaafiquuna waalmunaafiqaatu ba’dhuhum min ba’dhin ya/muruuna bialmunkari wayanhawna ani alma’ruufi wayaqbidhuuna aydiyahum nasuu allaaha fanasiyahum inna almunaafiqiina humu alfaasiquuna 68. wa’ada allaahu almunaafiqiina waalmunaafiqaati waalkuffaara naara jahannama khaalidiina fiihaa hiya hasbuhum wala’anahumu allaahu walahum adzaabun muqiimun 69. kaalladziina min qablikum kaanuu asyadda minkum quwwatan wa-aktsara amwaalan wa-awlaadan faistamta’uu bikhalaaqihim faistamta’tum bikhalaaqikum kamaa istamta’a alladziina min qablikum bikhalaaqihim wakhudhtum kaalladzii khaaduu ulaa-ika habithat a’maaluhum fii alddunyaa waal-aakhirati waulaa-ika humu alkhaasiruuna 70. alam ya/tihim nabau alladziina min qablihim qawmi nuuhin wa’aadin watsamuuda waqawmi ibraahiima wa-ash-haabi madyana waalmu/tafikaati atat-hum rusuluhum bialbayyinaati famaa kaana allaahu liyazhlimahum walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna 71. waalmu/minuuna waalmu/minaatu ba’dhuhum awliyaau ba’dhin ya/muruuna bialma’ruufi wayanhawna ani almunkari wayuqiimuuna alshshalaata wayu/tuuna alzzakaata wayuthii’uuna allaaha warasuulahu ulaa-ika sayarhamuhumu allaahu inna allaaha aziizun hakiimun 72. wa’ada allaahu almu/miniina waalmu/minaati jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wamasaakina thayyibatan fii jannaati adnin waridhwaanun mina allaahi akbaru dzaalika huwa alfawzu al’azhiimu 73. yaa ayyuhaa alnnabiyyu jaahidi alkuffaara waalmunaafiqiina waughluzh alayhim wama/waahum jahannamu wabi/sa almashiiru 74. yahlifuuna biallaahi maa qaaluu walaqad qaaluu kalimata alkufri wakafaruu ba’da islaamihim wahammuu bimaa lam yanaaluu wamaa naqamuu illaa an aghnaahumu allaahu warasuuluhu min fadhlihi fa-in yatuubuu yaku khayran lahum wa-in yatawallaw yu’adzdzibhumu allaahu adzaaban aliiman fii alddunyaa waal-aakhirati wamaa lahum fii al-ardhi min waliyyin walaa nashiirin 75. waminhum man aahada allaaha la-in aataanaa min fadhlihi lanashshaddaqanna walanakuunanna mina alshshaalihiina 76. falammaa aataahum min fadhlihi bakhiluu bihi watawallaw wahum mu’ridhuuna 77. fa-a’qabahum nifaaqan fii quluubihim ilaa yawmi yalqawnahu bimaa akhlafuu allaaha maa wa’aduuhu wabimaa kaanuu yakdzibuuna 78. alam ya’lamuu anna allaaha ya’lamu sirrahum wanajwaahum wa-anna allaaha allaamu alghuyuubi 79. alladziina yalmizuuna almuththhawwi’iina mina almu/miniina fii alshshadaqaati waalladziina laa yajiduuna illaa juhdahum fayaskharuuna minhum sakhira allaahu minhum walahum adzaabun aliimun 80. istaghfir lahum aw laa tastaghfir lahum in tastaghfir lahum sab’iina marratan falan yaghfira allaahu lahum dzaalika bi-annahum kafaruu biallaahi warasuulihi waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina 81. fariha almukhallafuuna bimaq’adihim khilaafa rasuuli allaahi wakarihuu an yujaahiduu bi-amwaalihim wa-anfusihim fii sabiili allaahi waqaaluu laa tanfiruu fii alharri qul naaru jahannama asyaddu harran law kaanuu yafqahuuna 82. falyadhakuu qaliilan walyabkuu katsiiran jazaa-an bimaa kaanuu yaksibuuna 83. fa-in raja’aka allaahu ilaa thaa-ifatin minhum faista/dzanuuka lilkhuruuji faqul lan takhrujuu ma’iya abadan walan tuqaatiluu ma’iya aduwwan innakum radhiitum bialqu’uudi awwala marratin fauq’uduu ma’a alkhaalifiina 84. walaa tushalli alaa ahadin minhum maata abadan walaa taqum alaa qabrihi innahum kafaruu biallaahi warasuulihi wamaatuu wahum faasiquuna 85. walaa tu’jibka amwaaluhum wa-awlaaduhum innamaa yuriidu allaahu an yu’adzdzibahum bihaa fii alddunyaa watazhaqa anfusuhum wahum kaafiruuna 86. wa-idzaa unzilat suuratun an aaminuu biallaahi wajaahiduu ma’a rasuulihi ista/dzanaka uluu alththhawli minhum waqaaluu dzarnaa nakun ma’a alqaa’idiina 87. radhuu bi-an yakuunuu ma’a alkhawaalifi wathubi’a alaa quluubihim fahum laa yafqahuuna 88. laakini alrrasuulu waalladziina aamanuu ma’ahu jaahaduu bi-amwaalihim wa-anfusihim waulaa-ika lahumu alkhayraatu waulaa-ika humu almuflihuuna 89. a’adda allaahu lahum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa dzaalika alfawzu al’azhiimu 90. wajaa-a almu’adzdziruuna mina al-a’raabi liyu/dzana lahum waqa’ada alladziina kadzabuu allaaha warasuulahu sayushiibu alladziina kafaruu minhum adzaabun aliimun 91. laysa alaa aldhdhu’afaa-i walaa alaa almardaa walaa alaa alladziina laa yajiduuna maa yunfiquuna harajun idzaa nashahuu lillaahi warasuulihi maa alaa almuhsiniina min sabiilin waallaahu ghafuurun rahiimun 92. walaa alaa alladziina idzaa maa atawka litahmilahum qulta laa ajidu maa ahmilukum alayhi tawallaw wa-a’yunuhum tafiidhu mina alddam’i hazanan allaa yajiduu maa yunfiquuna 93. innamaa alssabiilu alaa alladziina yasta/dzinuunaka wahum aghniyaau radhuu bi-an yakuunuu ma’a alkhawaalifi wathaba’a allaahu alaa quluubihim fahum laa ya’lamuuna 94. ya’tadziruuna ilaykum idzaa raja’tum ilayhim qul laa ta’tadziruu lan nu/mina lakum qad nabba-anaa allaahu min akhbaarikum wasayaraa allaahu amalakum warasuuluhu tsumma turadduuna ilaa aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 95. sayahlifuuna biallaahi lakum idzaa inqalabtum ilayhim litu’ridhuu anhum fa-a’ridhuu anhum innahum rijsun wama/waahum jahannamu jazaa-an bimaa kaanuu yaksibuuna 96. yahlifuuna lakum litardhaw anhum fa-in tardhaw anhum fa-inna allaaha laa yardaa ani alqawmi alfaasiqiina 97. al-a’raabu asyaddu kufran wanifaaqan wa-ajdaru allaa ya’lamuu huduuda maa anzala allaahu alaa rasuulihi waallaahu aliimun hakiimun 98. wamina al-a’raabi man yattakhidzu maa yunfiqu maghraman wayatarabbashu bikumu alddawaa-ira alayhim daa-iratu alssaw-i waallaahu samii’un aliimun 99. wamina al-a’raabi man yu/minu biallaahi waalyawmi al-aakhiri wayattakhidzu maa yunfiqu qurubaatin inda allaahi washalawaati alrrasuuli alaa innahaa qurbatun lahum sayudkhiluhumu allaahu fii rahmatihi inna allaaha ghafuurun rahiimun 100. waalssaabiquuna al-awwaluuna mina almuhaajiriina waal-anshaari waalladziina ittaba’uuhum bi-ihsaanin radhiya allaahu anhum waradhuu anhu wa-a’adda lahum jannaatin tajrii tahtahaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa abadan dzaalika alfawzu al’azhiimu 101. wamimman hawlakum mina al-a’raabi munaafiquuna wamin ahli almadiinati maraduu alaa alnnifaaqi laa ta’lamuhum nahnu na’lamuhum sanu’adzdzibuhum marratayni tsumma yuradduuna ilaa adzaabin azhiimin 102. waaakharuuna i’tarafuu bidzunuubihim khalathuu amalan shaalihan waaakhara sayyi-an asaa allaahu an yatuuba alayhim inna allaaha ghafuurun rahiimun 103. khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum watuzakkiihim bihaa washalli alayhim inna shalaataka sakanun lahum waallaahu samii’un aliimun 104. alam ya’lamuu anna allaaha huwa yaqbalu alttawbata an ibaadihi waya/khudzu alshshadaqaati wa-anna allaaha huwa alttawwaabu alrrahiimu 105. waquli i’maluu fasayaraa allaahu amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 106. waaakharuuna murjawna li-amri allaahi immaa yu’adzdzibuhum wa-immaa yatuubu alayhim waallaahu aliimun hakiimun 107. waalladziina ittakhadzuu masjidan dhiraaran wakufran watafriiqan bayna almu/miniina wa-irshaadan liman haaraba allaaha warasuulahu min qablu walayahlifunna in aradnaa illaa alhusnaa waallaahu yasyhadu innahum lakaadzibuuna 108. laa taqum fiihi abadan lamasjidun ussisa alaa alttaqwaa min awwali yawmin ahaqqu an taquuma fiihi fiihi rijaalun yuhibbuuna an yatathahharuu waallaahu yuhibbu almuththhahhiriina 109. afaman assasa bunyaanahu alaa taqwaa mina allaahi waridhwaanin khayrun am man assasa bunyaanahu alaa syafaa jurufin haarin fainhaara bihi fii naari jahannama waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 110. laa yazaalu bunyaanuhumu alladzii banaw riibatan fii quluubihim illaa an taqaththha’a quluubuhum waallaahu aliimun hakiimun 111. inna allaaha isytaraa mina almu/miniina anfusahum wa-amwaalahum bi-anna lahumu aljannata yuqaatiluuna fii sabiili allaahi fayaqtuluuna wayuqtaluuna wa’dan alayhi haqqan fii alttawraati waal-injiili waalqur-aani waman awfaa bi’ahdihi mina allaahi faistabsyiruu bibay’ikumu alladzii baaya’tum bihi wadzaalika huwa alfawzu al’azhiimu 112. alttaa-ibuuna al’aabiduuna alhaamiduuna alssaa-ihuuna alrraaki’uuna alssaajiduuna al-aamiruuna bialma’ruufi waalnnaahuuna ani almunkari waalhaafizhuuna lihuduudi allaahi wabasysyiri almu/miniina 113. maa kaana lilnnabiyyi waalladziina aamanuu an yastaghfiruu lilmusyrikiina walaw kaanuu ulii qurbaa min ba’di maa tabayyana lahum annahum ash-haabu aljahiimi 114. wamaa kaana istighfaaru ibraahiima li-abiihi illaa an maw’idatin wa’adahaa iyyaahu falammaa tabayyana lahu annahu aduwwun lillaahi tabarra-a minhu inna ibraahiima la-awwaahun haliimun 115. wamaa kaana allaahu liyudhilla qawman ba’da idz hadaahum hattaa yubayyina lahum maa yattaquuna inna allaaha bikulli syay-in aliimun 116. inna allaaha lahu mulku alssamaawaati waal-ardhi yuhyii wayumiitu wamaa lakum min duuni allaahi min waliyyin walaa nashiirin 117. laqad taaba allaahu alaa alnnabiyyi waalmuhaajiriina waal-anshaari alladziina ittaba’uuhu fii saa’ati al’usrati min ba’di maa kaada yaziighu quluubu fariiqin minhum tsumma taaba alayhim innahu bihim rauufun rahiimun 118. wa’alaa altstsalaatsati alladziina khullifuu hattaa idzaa daaqat alayhimu al-ardhu bimaa rahubat wadaaqat alayhim anfusuhum wazhannuu an laa malja-a mina allaahi illaa ilayhi tsumma taaba alayhim liyatuubuu inna allaaha huwa alttawwaabu alrrahiimu 119. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha wakuunuu ma’a alshshaadiqiina 120. maa kaana li-ahli almadiinati waman hawlahum mina al-a’raabi an yatakhallafuu an rasuuli allaahi walaa yarghabuu bi-anfusihim an nafsihi dzaalika bi-annahum laa yushiibuhum zhamaun walaa nashabun walaa makhmashatun fii sabiili allaahi walaa yathauuna mawthi-an yaghiizhu alkuffaara walaa yanaaluuna min aduwwin naylan illaa kutiba lahum bihi amalun shaalihun inna allaaha laa yudhii’u ajra almuhsiniina 121. walaa yunfiquuna nafaqatan shaghiiratan walaa kabiiratan walaa yaqtha’uuna waadiyan illaa kutiba lahum liyajziyahumu allaahu ahsana maa kaanuu ya’maluuna 122. wamaa kaana almu/minuuna liyanfiruu kaaffatan falawlaa nafara min kulli firqatin minhum thaa-ifatun liyatafaqqahuu fii alddiini waliyundziruu qawmahum idzaa raja’uu ilayhim la’allahum yahtsaruuna 123. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu qaatiluu alladziina yaluunakum mina alkuffaari walyajiduu fiikum ghilzhatan wai’lamuu anna allaaha ma’a almuttaqiina 124. wa-idzaa maa unzilat suuratun faminhum man yaquulu ayyukum zaadat-hu haadzihi iimaanan fa-ammaa alladziina aamanuu fazaadat-hum iimaanan wahum yastabsyiruuna 125. wa-ammaa alladziina fii quluubihim maradhun fazaadat-hum rijsan ilaa rijsihim wamaatuu wahum kaafiruuna 126. awa laa yarawna annahum yuftanuuna fii kulli aamin marratan aw marratayni tsumma laa yatuubuuna walaa hum yadzdzakkaruuna 127. wa-idzaa maa unzilat suuratun nazhara ba’dhuhum ilaa ba’dhin hal yaraakum min ahadin tsumma insharafuu sharafa allaahu quluubahum bi-annahum qawmun laa yafqahuuna 128. laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum aziizun alayhi maa anittum hariishun alaykum bialmu/miniina rauufun rahiimun 129. fa-in tawallaw faqul hasbiya allaahu laa ilaaha illaa huwa alayhi tawakkaltu wahuwa rabbu al’arsyi al’azhiimi loading...Dua ayat terakhir dari Surat At Taubah termasuk wirid yang sering diamalkan para wali dan ulama. Foto/Ist Surat At-Taubah Ayat 128-129 merupakan dua ayat yang agung dengan kandungan hikmah dan rahasia besar. Kedua ayat ini secara khusus menegaskan sifat mulia Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan perintah bertawakkal kepada diketahui, Surat At Taubah terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surat Madaniyyah. Surat ini dinamakan At Taubah yang berarti pengampunan berhubung kata "At-Taubah" berulang kali disebut dalam surat ini. Surat ini dinamakan juga dengan "Baraah" yang berarti berlepas diri. Maksudnya pernyataan pemutusan perhubunga, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin. Surat At-Taubah merupakan pernyataan perang dengan kaum musyrikin sehingga tidak diawali dengan lafaz "Basmalah". Surat ini turun sesudah Nabi Muhammad kembali dari peperangan Tabuk pada Tahun 9 2 Ayat Terakhir At-TaubahKeutamaan ayat terakhir Surat At-Taubah disebutkan dalam riwayat Hadis. Banyak ulama menganjurkan untuk mendawamkan wirid dua ayat terakhir جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ‏"Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." QS At-Taubah Ayat 128فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ‌ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِ"Maka jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah Muhammad, "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy singgasana yang agung." QS At-Taubah Ayat 129Dari ayat di atas 128 dapat dipahami tentang kesucian nasab Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku-suku pilihan dari bangsa Arab. Dan orang-orang Arab mengetahui tentang hal ini. Allah memberikan dua macam sifat kepada Nabi Muhammad. Kedua sifat itu merupakan sifat Allah sendiri, yang termasuk di antara "asmaul husna", yaitu sifat "Ar-Rauf" amat belas kasihan dan sifat "Ar-Rahim" penyayang.Ayat berikutnya 129 memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya bahwa apabila orang-orang kafir dan munafik itu tidak juga mau beriman setelah didatangkan kepada mereka petunjuk, katakanlah kepada mereka "Cukuplah Allah bagiku, dan Dia akan menolongku, tidak ada Tuhan yang lain yang disembah, selain Dia, hanya kepada-Nya-lah aku bertawakal dan menyerahkan diri, dan hanya Dialah yang mengatur dan mengurus alam semesta, Dia memiliki 'Arsy yang Agung."Adapun rahasia yang terkandung di dalamnya sangat besar dan mengandung manfaat bagi pengamalnya. Di antaranya dapat menangkal sihir dan guna-guna. Selain itu juga memudahkan segala hadis dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa "Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut di Shubuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." HR Ibnu Sunni No 71 secara marfu' sampai pada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Daud secara mauquf sampai pada sahabat 4/321, No 5081. Syekh Syu'aib dan Abdul Qodir Al Arnauth menyatakan sanad hadits ini shahih dalam Zaadul Ma’ad 2/376.Wallahu A'lam Baca Juga rhs

2 ayat terakhir surat at taubah latin