PuisiTerakhir WS Rendra Sebelum Wafat. Hidup itu seperti "uap", yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!! Ketika orang memuji "milikku", aku berkata bahwa ini "hanya titipan" saja. Bahwa mobilku adalah "titipanNya" Bahwa rumahku adalah "titipanNya" Bahwa hartaku adalah "titipanNya" Puisiterakhir WS Rendra beliau buat sesaat sebelum beliau wafat hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap!!,,ketika orang ,memuji MILIKKU, aku berkata ini HANYA TITIPAN saja,, bahwa mobilku adalah titipan-NYA, bahwa rumahku adalah titipan-NYA,, bahwa hartaku adalah titipan-NYA,, bahwa putra dan putriku hanya titipan-NYA. RenunganPuisi Terakhir WS Rendra sebelum wafat. Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap..!!!!! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, Bahwa hartaku adalah titipan-NYA, Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA Ketikaorang memuji *milikku*, aku berkata bahwa ini *hanya titipan* saja. Ws rendra posted in penyair , puisi kebangsaan , puisi kehidupan rakyat miskin , puisi politik dan pemerintahan , puisi renungan , puisi sejarah , puisi sindiran , ws rendra // 2 comments Puisi Ws Rendra Hidup Itu Seperti Uap KT Puisi Puisiterakhir WS Rendra (di buat sesaat sebelum dia wafat) Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, Bahwa hartaku adalah titipan-NYA, Bahwa putra-putriku hanyalah titipan PemikiranEkonomi Ibnu Khaldun (Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin. Ibnu Khaldun) Narasumber: Zulhakki Himawan [1] A. PENDAHULUAN Marak dan berkembangnya ekonomi Islam pada tiga dasawarsa belakangan ini, telah mendorong dan mengarahkan perhatian para ilmuan modern kepada pemikiran ekonomi Islam klasik. Dikarenakan hasil pemikirian tentang ekonomi Islam oleh para ekonom Islam klasik tersebut . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Puisi dari Rendra yang merupakan puisi terakhirnya karena ini adalah puisi terakhir yang ia tulis saat dirinya sedang terbaring lemas di rumah sakit, puisi tersebut merupakan penggambaran kondisi diri penulis yang ingin menceritakan apa yang di alami oleh dirinya, kalimat pertama dalam bait pertama puisi tersebut yaitu 'aku lemas' namun di ikuti dengan kalimat 'tapi berdaya' dalam baris yang kata "tapi" merupakan kata susulan, atau biasa di gunakan untuk perbandingan, jadi kurang lebih ini merupakan sebuah kalimat seperti 'aku lemas, tapi berdaya' jika di jadikan kalimat termasuk dalam penggambaran 'aku' terhadap kondisi tubuhnya tergambar dalam kalimat awal yaitu 'aku lemas'.Namun di susul dengan kalimat 'tapi berdaya' merupakan sebuah pengakuan bahwa 'aku' dalam kondisi lemasnya tidak ingin menempatkan dirinya dalam kondisi 'lemas' ia tidak ingin mengakui bahwa dirinya adalah seorang yang lemah. Karena kata 'lemas' dalam kalimat yang di gunakan adalah penggambaran kondisi tubuh yang sedang terbaring karena sakit, atau dalam keadaan yang membuat tubuh dari penulis terasa 'lemas' sedangkan kalimat selanjutnya yaitu 'tapi berdaya' merupakan sebuah kepastian yang diberikan penulis tentang kondisi tubuhnya, 'aku lemas, tapi berdaya' lalu apa hubungannya lemas tapi berdaya. Kalimat tersebut di buktikan oleh penulis dengan penulisan puisi ini, di mana kondisi penulis yang sedang lemas namun mampu untuk menuliskan puisi tersebut sehingga terbentuk pemikiran bahwa kalimat dalam tersebut bukan kallimat ingin menunjukan keadaan yang di rasakannya namun tidak ingin pembaca merasa prihatin atau kasihan dengannya, ia lemas, namun berdaya, ia memang sedang dalam kondisi sakit, dan sedang memerlukan perawatan, namun tetap berdaya, dalam kalimat tersebut tergambar juga semangat penulis yang merasa dirinya tidak perlu di kasihani.'kalimat selanjutnya adalah 'aku tidak sambat rasa sakit' di ikuti dengan kata 'atau gatal' namun dalam baris yang berbeda seperti sebelumnya, jika di jadikan kalimat adalah 'aku tidak sambat rasa sakit, atau gatal' kata 'sambat' dalam kalimat tersebut berarti, merasakan, sempat merasa, jika kata pengganti tersebut di ubah menjadi makna sebenarnya yaitu, 'aku tidak merasakan rasa sakit, atau gatal'.Dalam kalimat itu dapat dengan mudah di simpulkan bahwa itu merupakan penggambaran dari kondisi yang di rasakan penulis yang tidak lagi meraasakan rasa sakit ataupun gatal dalam tubuhnnya. Sedangkan dalam kalimat kedua berupa keinginan yang di gambarkan oleh penulis melalui puuisinya yaitu 'aku pengin makan tajin', namun tajin adalah air, kenapa penulis ingin memakan air, dan bukan meminumnya, tajin adalah air yang mengandung gizi yang di dapat dari hasil pembersihan pada beras, dan di percaya mengandung banyak khasiat serta 'tajin' dalam kalimat ini merupakan kalimat pengganti untuk menggabarkan makanan yang mennyehatkan dan di gunakan untuk mempersingkat kalimat, jadi kalimat yang sesungguhnya ingin di sampaikan oleh penulis seperti 'aku ingin memakan makanan yang bergizi yang mengandung banyak khasiat'.Kalimat tersebut di ikuti beberapa kalimat dalam baris berikutnya yaitu; 1 2 3 Lihat Sosbud Selengkapnya WS RENDRA. KELAHIRAN SURAKARTA 1935 MENINGGAL DI DEPOK. 2009 * Puisi terakhir WS Rendra di buat sesaat sebelum dia wafat* Hidup itu seperti UAP, yg sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Org memuji MILIKKU, aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, Bahwa hartaku adalah titipan-NYA, Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA … Tapi mengapa aku tdk pernah bertanya, MENGAPA DIA menitipkannya kpd ku? UTK APA DIA menitipkan semuanya kpd ku. Dan klu bukan milikku, apa yg seharusnya aku lakukan utk milik-NYA ini? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA? Malahan ketika diminta kembali, kusebut itu MUSIBAH, kusebut itu UJIAN, kusebut itu PETAKA, kusebut itu apa saja … Utk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA…. Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dgn KEBUTUHAN DUNIAWI, Aku ingin lebih banyak HARTA, Aku ingin lebih banyak MOBIL, Aku ingin lebih banyak RUMAH, Aku ingin lebih banyak POPULARITAS, Dan kutolak SAKIT, Kutolak KEMISKINAN, Seolah semua DERITA adlh hukuman bagiku. Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA, hrs berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dgn kehendakku. Aku rajin beribadah, maka selayak nya lah derita itu menjauh dariku, Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku … Betapa curangnya aku, Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang ku dan bukan sebagai Kekasih! Kuminta DIA membalas Perlakuan baikku dan menolak keputusan-NYA yg tdk sesuai dgn keinginanku … Padahal setiap hari kuucapkan, *Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU. Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yg selalu bersyukur dlm setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH … Sebab aku yakin….ENGKAU akan memberikan anugerah dlm hidupku … KEHENDAKMU adlh yg ter BAIK bagiku .. Ketika aku ingin hidup KAYA, aku lupa, bahwa HIDUP itu sendiri adlh sebuah KEKAYAAN. Ketika aku berat utk MEMBERI, aku lupa, bahwa SEMUA yg aku miliki juga adlh PEMBERIAN. Ketika aku ingin jadi yg TERKUAT, ….aku lupa, bahwa dlm KELEMAHAN, Tuhan memberikan aku KEKUATAN. Ketika aku takut Rugi, Aku lupa, bahwa HIDUPKU adlh sebuah KEBERUNTUNGAN, krn AnugerahNYA. Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kpd NYA Bukan krn hari ini INDAH kita BAHAGIA. Tetapi krn kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi INDAH. Bukan krn tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS. Tetapi krn kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa. Bukan krn MUDAH kita YAKIN BISA. Tetapi krn kita YAKIN BISA.! semuanya menjadi MUDAH. Bukan krn semua BAIK kita TERSENYUM. Tetapi krn kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK, Tak ada hari yg MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yg membuat SULIT. Bila kita tdk dpt menjadi jalan bsr, cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yg dpt dilalui org, Bila kita tdk dpt menjadi matahari, cukuplah menjadi LENTERA yg dpt menerangi sekitar kita, Bila kita tdk dpt berbuat sesuatu utk seseorg, maka BERDOALAH utk kebaikan.

puisi terakhir ws rendra hidup itu seperti uap